Nama : Antonius Fedrik Yohanes
NPM :
10210945
Kelas : 4ea06
Di dunia ini memiliki banyak sekali negara, dari 5 benua yang ada
didunia ada banyak negara. Namun tidak seluruh negara didunia yang memilki
nilai mata uang negaranya sendiri sebagian masih memiliki mengikuti nilai mata
uang negara lain seperti halnya negara Timor Leste yang menggunakan nilai mata
uang Dolar Amerika (US Dolar) dan negara Montenegro yang masih menggunakan
nilai mata uang Euro, dll. Namun yang sudah memiliki nilai mata uang sendiri
ada sebanyak 121 negara. Dalam 121 negara tersebut ada beberapa negara yang
memiliki nama mata uang yang hampir sama, saya ambil contoh adalah negara
Amerika dengan singapura yang memiliki nama mata uang yag hampir sama yaitu
Dollar, namun di amerika itu bernama US Dollar, sedangkan di Singapura bernama
Dollar Singapura. Kemudian secara fisikpun berbeda.
Berikut adalah daftar mata uang di
berbagai negara....
Nama Negara
|
Nama Mata Uang
|
Nama Negara
|
Nama Mata Uang
|
Abbesinia
|
Dollar
|
Equador
|
Sucrve
|
Afghanistan
|
Afgani
|
Ethiopia
|
Birr
|
Afrika Selatan
|
Rand
|
Filipina
|
Peso
|
Afrika Tengah
|
Franc
|
Finlandia
|
Markka
|
Albania
|
Lek
|
Ghana
|
Cedi
|
Aljazair
|
Dinar
|
Guatemala
|
Queizal
|
Amerika Serikat
|
Dollar
|
Haiti
|
Courde
|
Angola
|
Kwanza
|
Honduras
|
Lempira
|
Argentina
|
Peso
|
Hongaria
|
Forint
|
Australia
|
Dollar
|
Hongkong
|
Dollar
|
Austria
|
Shilling
|
India
|
Rupee
|
Bangladesh
|
Taha
|
Indonesia
|
Rupiah
|
Belanda
|
Gulden
|
Inggris
|
Pound Sterling
|
Belgia
|
Franc
|
Irak
|
Dinar
|
Bolivia
|
Boliviarnus
|
Iran
|
Real
|
Brazil
|
Cruzeiro
|
Irlandia
|
Pound
|
Brunei Darussalam
|
Dollar
|
Islandia
|
Krona
|
Bulgaria
|
Lev
|
Italia
|
Lire
|
Canada
|
Dollar
|
Jamaika
|
Dollar
|
Cekoslovakia
|
Koruna
|
Jepang
|
Yen
|
Ceylon
|
Rupee
|
Jerman
|
Deutsche Mark
|
Chad
|
Franc
|
Kamboja
|
Riel
|
Chili
|
Peso
|
Kamerun
|
Franc
|
Cina
|
Yuan
|
Kenya
|
Shilling
|
Denmark
|
Krone
|
Kolumbia
|
Peso
|
Dominika
|
Peso
|
Kongo
|
Franc
|
EI Salvador
|
Kolon
|
Korea Selatan
|
Won
|
Emirat Arab
|
Dirham
|
Korea utara :
|
Won
|
Kuba
|
Peso
|
Kuwait
|
Dinar
|
Laos
|
New Kip
|
Libanon
|
Pound
|
Liberia
|
Dollar
|
Libia
|
Dinar
|
Luxemburg
|
Franc
|
Malaysia
|
Ringgit
|
Malvinas
|
Pound
|
Maroko
|
Dirham
|
Meksiko
|
Peso
|
Mesir
|
Pound
|
Monako
|
Franc
|
Mongolia
|
Tugrik
|
Mozambik
|
Escudo
|
Muangthai
|
Bath
|
Myanmar
|
Kyat
|
Namibia
|
Rand
|
Nepal
|
Rupee
|
New Zealand
|
Dollar
|
Nicaragua
|
Kordoba
|
Nigeria
|
Naira
|
Norwegia
|
Kroon
|
Oman
|
Rial
|
Pakistan
|
Rupee
|
Panama
|
Balboa
|
Paraguay
|
Kina
|
Perancis
|
Franc
|
Peru
|
Sole
|
Polandia
|
Zloty
|
Portugal
|
Escudo
|
Qatar
|
Riyal
|
Rumania
|
Leu
|
Rusia
|
Rubel / Ruble / Rouble
|
Saudia Arabia
|
Riyal
|
Senegal
|
Franc
|
Singapura
|
Dollar
|
Siprus
|
Pound
|
Spanyol
|
Peseta
|
Srilanka
|
Rupee
|
Sudan
|
Pound
|
Suriah
|
Pound
|
Suriname
|
Guilder
|
Swedia
|
Kroon
|
Swiss
|
Franc
|
Syria
|
Pound
|
Taiwan
|
Dollar
|
Tanzania
|
Shilling
|
Thailand
|
Baht
|
Tunisia
|
Dinar
|
Turki
|
Lira
|
Uganda
|
Shilling
|
Uruguay
|
Peso
|
Vatikan
|
Lira
|
Venezuela
|
Bolivar
|
Vietnam
|
Dong
|
Yaman
|
Imani
|
Yordania
|
Dinar
|
Yugoslavia
|
Dinar
|
Yunani
|
Drachma
|
Zaire
|
Zaire
|
Zambia
|
Kwacha
|
Zimbabwe
|
Dollar
|
|
|
Nilai
tukar mata uang suatu negara adalah relatif, dan dinyatakan dalam perbandingan
dengan mata uang negara lain. Tentu saja perubahan nilai tukar mata uang akan
mempengaruhi aktivitas perdagangan kedua negara tersebut. Nilai tukar yang
menguat akan menyebabkan nilai ekspor negara tersebut lebih mahal, dan impor
dari negara lain lebih murah, dan sebaliknya. Berikut adalah 6 faktor yang bisa
mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang antara 2 negara:
1. Perbedaan tingkat inflasi antara 2 negara
1. Perbedaan tingkat inflasi antara 2 negara
Suatu negara yang tingkat inflasinya konsisten rendah
akan lebih kuat nilai tukar mata uangnya dibandingkan negara yang inflasinya
lebih tinggi. Daya beli (purchasing
power) mata uang tersebut
relatif lebih besar dari negara lain. Pada akhir abad 20 lalu, negara-negara
dengan tingkat inflasi rendah adalah Jepang, Jerman dan Swiss, sementara
Amerika Serikat dan Canada menyusul kemudian. Nilai tukar mata uang negara-negara
yang inflasinya lebih tinggi akan mengalami depresiasi dibandingkan negara
partner dagangnya.
2. Perbedaan
tingkat suku bunga antara 2 negara
Suku
bunga, inflasi dan nilai tukar sangat
berhubungan erat. Dengan merubah tingkat suku bunga, bank sentral suatu negara
bisa mempengaruhi inflasi dan nilai tukar mata uang. Suku bunga yang lebih
tinggi akan menyebabkan permintaan mata uang negara tersebut meningkat.
Investor domestik dan luar negeri akan tertarik dengan return yang lebih besar.
Namun jika inflasi kembali tinggi, investor akan keluar hingga bank sentral
menaikkan suku bunganya lagi. Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku
bunga maka akan cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.
3. Neraca perdagangan
Neraca perdagangan antara 2 negara berisi semua
pembayaran dari hasil jual beli barang dan jasa. Neraca perdagangan suatu
negara disebut defisit bila negara tersebut membayar lebih banyak ke negara
partner dagangnya dibandingkan dengan pembayaran yang diperoleh dari negara
partner dagang. Dalam hal ini negara tersebut membutuhkan lebih banyak mata
uang negara partner dagang, yang menyebabkan nilai tukar mata uang negara
tersebut terhadap negara partnernya melemah. Keadaan sebaliknya disebut
surplus, dimana nilai tukar mata uang negara tersebut menguat terhadap negara
partner dagang.
4. Hutang publik (Public debt)
Neraca anggaran domestik suatu negara digunakan juga
untuk membiayai proyek-proyek untuk kepentingan publik dan pemerintahan. Jika
anggaran defisit maka public
debt membengkak.Public
debt yang tinggi akan
menyebabkan naiknya inflasi. Defisit anggaran bisa ditutup dengan menjual bond
pemerintah atau mencetak uang. Keadaan bisa memburuk bila hutang yang besar
menyebabkan negara tersebut default (gagal bayar) sehingga peringkat hutangnya
turun. Public debt yang tinggi jelas akan cenderung
memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.
5. Ratio harga ekspor dan harga impor
Jika harga ekspor meningkat lebih cepat dari harga
impor maka nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung menguat. Permintaan
akan barang dan jasa dari negara tersebut naik yang berarti permintaan mata
uangnya juga meningkat. Keadaan sebaliknya untuk harga impor yang naik lebih
cepat dari harga ekspor.
6. Kestabilan politik dan ekonomi
Para investor tentu akan mencari negara dengan kinerja
ekonomi yang bagus dan kondisi politik yang stabil. Negara yang kondisi
politiknya tidak stabil akan cenderung beresiko tinggi sebagai tempat
berinvestasi. Keadaan politik akan berdampak pada kinerja ekonomi dan kepercayaan
investor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai tukar mata uang negara
tersebut.
Adapun
sistem kurs valuta asing atau sistem devisa yang dipergunakan dalam pembayaran
internasional antara lain Sistem Standar Emas (Gold Standart System) atau Sistem Kurs Tetap (Fixed Rate System), Sistem Kurs Mengambang/Sistem Kurs Bebas (Floating Exchange Rate System), Sistem
Kurs Tambatan (Paged Rate System),
dan Sistem Kurs Mengambang Terkendali atau Kurs yang Distabilkan (Managed Float/Dirty Float).
1.
Sistem Standar
Emas (Gold Standart System) atau
Sistem Kurs Tetap (Fixed Rate System)
Pada
dasarnya, dalam sistem standar emas pemerintah (Bank Sentral) berkewajiban
untuk selalu bersedia memperjualbelikan emas kepada siapapun yang
menginginkannya dengan harga tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Sistem
standar emas (Gold Standard) mulai
digunakan di Inggris tahun 1870, di mana masing-masing mata uang memiliki
kandungan emas tertentu. Sebagai contoh £ 1 mengandung 4 gram emas, sedangkan
US$ 1 mengandung 2 gram emas, maka £ 1 dapat dibuat kurs dengan US dollar
sebesar $ 2 atau US$ 1 = £ 0,5. Dalam sistem standar emas, kurs valuta asing
relatif stabil dapat berubah di sekitar titik paritas arta yasa dan dibatasi
oleh titik ekspor emas serta titik impor emas.
Dalam penggunaannya, sistem ini
terdiri atas empat macam kurs valuta asing, yaitu sebagai berikut.
a. Kurs paritas
arta yasa (Mint Parity), adalah kurs
yang menunjukkan perbandingan kandungan emas yang diperoleh dengan menukarkan
satu satuan uang suatu negara dengan satu satuan uang negara lain.
b. Kurs titik
ekspor emas (Gold Export Point),
adalah kurs valuta asing tertinggi yang terjadi dalam sistem standar emas.
c. Kurs titik
impor emas (Gold Import Point),
adalah kurs valuta asing terendah yang terjadi dalam sistem standar emas.
d. Kurs valuta
asing yang terjadi adalah kurs yang bergerak naik atau turun di sekitar kurs
paritas arta yasa.
Keuntungan suatu negara menggunakan
sistem standar emas di antaranya:
Ø Stabilnya
kurs valuta asing,
Ø Defisit atau
surplus neraca pembayaran berlangsung tidak terlalu lama, melainkan secara
otomatis menyusut sehingga dapat kembali ke keadaan seimbang lagi.
Sebuah
sistem devisa/kurs mata uang dapat disebut sebagai sistem standar emas, apabila
memenuhi syarat-syarat pokok sebagai berikut.
Nilai mata uang
negara tersebut dinyatakan dengan emas.
Emas dalam
jumlah yang tak terbatas, bebas ke luar masuk negara itu.
Badan moneter
negara tersebut selalu bersedia membeli atau menjual emas berdasarkan
perbandingan nilai yang telah ditentukan.
2.
Sistem Kurs
Mengambang/Sistem Kurs Bebas (Floating Exchange Rate System)
Sistem kurs mengambang adalah suatu sistem devisa di mana
kurs suatu mata uang dengan mata uang yang lain dibiarkan untuk ditentukan
secara bebas oleh tarik-menarik kekuatan pasar. Pada sistem ini keterkaitan
sistem harga antarnegara terbentuk, karena kurs bebas dapat digunakan sebagai
pedoman dalam menentukan nilai mata uang dalam negeri yang dinyatakan dalam
emas.
Keterkaitan
sistem harga antarnegara tersebut bisa dilaksanakan apabila memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut.
a.
Mata uang yang
digunakan tidak convertible atau tidak dikaitkan secara langsung dengan emas.
b.
Tidak ada
pembatasan penggunaan valuta asing.
c.
Kurs valuta
asing ditentukan oleh kekuatan pasar.
Ada
dua macam sistem kurs mengambang, yaitu:
v Sistem kurs mengambang yang murni (clean float), adalah
sistem kurs mengambang tanpa adanya campur
tangan (intervensi) pemerintah. Sehingga dalam hal ini pemerintah tidak
berusaha untuk menstabilkan kurs valuta asing.
v Sistem kurs mengambang kurang murni (dirty float atau
managed floating exchange rate), adalah sistem
kurs mengambang di mana masih terdapat intervensi pemerintah yang berperan
sebagai penguasa moneter melalui pasar.
Dalam hal ini, pemerintah secara aktif melakukan upaya untuk menstabilkan kurs valuta asing.
Dalam hal ini, pemerintah secara aktif melakukan upaya untuk menstabilkan kurs valuta asing.
Penggunaan sistem kurs mengambang dapat menggoncangkan
salah satu negara yang sedang mengalami defisit neraca pembayaran. Akan tetapi
di lain pihak akan menguntungkan negara yang mengalami surplus neraca pembayaran,
karena dengan meningkatnya ekspor juga akan meningkatkan kurs mata uang,
sebaliknya bagi negara yang impornya lebih besar akan menurunkan kurs mata
uangnya. Untuk mengatasi hal semacam itu, maka perlu digunakan sistem
pengawasan devisa (valuta asing) oleh pemerintah yang bersangkutan.
Sistem
pengawasan devisa (exchange control) ini memiliki ciriciri penting sebagai
berikut.
ü Mata uang dalam negeri tidak convertible dengan emas.
ü Para penghasil valuta asing harus menyerahkan seluruh
valuta asing yang diperolehnya kepada pemerintah.
ü Sistem penjatahan valuta asing dilaksanakan secara
menyeluruh.
ü Kurs valuta asing ditetapkan oleh pemerintah.
3.
Sistem Kurs
Tambatan (Pagged Rate System)
Dalam sistem kurs tambatan, mata uang yang dipergunakan
dalam negeri merupakan mata uang yang tidak convertible terhadap emas. Seperti
halnya dalam sistem pengawasan devisa, kurs valuta asing ditetapkan oleh
pemerintah dan kuota valuta asing (exchange quota) tidak dipergunakan.
Suatu negara menggunakan sistem kurs tambatan apabila memenuhi syarat-syarat pokok berikut ini.
Suatu negara menggunakan sistem kurs tambatan apabila memenuhi syarat-syarat pokok berikut ini.
a.
Mata uang dalam
negeri tidak convertible terhadap emas.
b.
Tidak ada
pembatasan mengenai penggunaan valuta asing.
c.
Kurs valuta
asing ditentukan oleh pemerintah.
Dengan
ketentuan di atas, dapat dikemukakan bahwa dalam sistem kurs tambatan akan
banyak dijumpai kejadian berikut.
·
Kurs valuta
asingnya relatif lebih stabil terutama bila dibandingkan kurs valuta asing
dalam sistem kurs bebas yang murni.
·
Pada sistem ini
diperlukan cadangan internasional yang besar, terutama bagi negara-negara yang
ekspor dan impornya mempunyai sifat musiman yang kuat.
·
Dalam sistem
ini, kurs valuta asing kecil kemungkinannya dapat stabil seperti kestabilan
sistem standar emas ataupun dalam sistem pengawasan devisa.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem kurs tambatan adalah
sistem devisa di mana mata uang yang digunakan di dalam negeri tidak dikaitkan
secara langsung dengan emas, kurs valuta
asing ditetapkan oleh pemerintah, dan kuota valuta asing tidak diberlakukan.
asing ditetapkan oleh pemerintah, dan kuota valuta asing tidak diberlakukan.
4.
Sistem Kurs Mengambang Terkendali
atau Kurs yang Distabilkan (Managed
Float/Dirty Float)
Pada
tahun 1972 Sistem Bretton Woods mulai tidak berfungsi lagi, maka sistem moneter
internasional yang digunakan oleh sebagian besar negara di dunia sampai saat
ini adalah Sistem Kurs Mengambang Terkendali. Dalam sistem ini pemerintah atau
bank sentral tidak menetapkan secara tegas perbandingan mata uang dalam negeri
terhadap mata uang asing. Jadi, penentuan kurs diserahkan pada kekuatan pasar.
Namun, bank sentral akan tetap melakukan pengawasan untuk mengatasi
perubahan-perubahan yang mendadak serta yang berpengaruh kuat terhadap
stabilitas perekonomian.
Sistem moneter
internasional yang berlaku sekarang memiliki beberapa kriteria, di antaranya
sebagai berikut.
a.
Kurs Devisa
Dalam kurs devisa, negara anggota IMF mempunyai kebebasan dalam mengatur dan menentukan kurs devisanya. Sekalipun bebas, namun peranan IMF dalam usaha menjamin terlaksananya kerja sama internasional di bidang moneter masih tetap dipertahankan, untuk usaha pengaturan devisa secara tertib dan mewujudkan sistem kurs devisa yang stabil.
Dalam kurs devisa, negara anggota IMF mempunyai kebebasan dalam mengatur dan menentukan kurs devisanya. Sekalipun bebas, namun peranan IMF dalam usaha menjamin terlaksananya kerja sama internasional di bidang moneter masih tetap dipertahankan, untuk usaha pengaturan devisa secara tertib dan mewujudkan sistem kurs devisa yang stabil.
b.
Special Drawing Right (SDR)
SDR pada tahun 1968 disebut sebagai paper gold atau emas kertas, karena SDR mempunyai fungsi sebagai emas moneter, sehingga SDR merupakan uang yang dapat digunakan untuk melunasi kewajiban membayar.
SDR pada tahun 1968 disebut sebagai paper gold atau emas kertas, karena SDR mempunyai fungsi sebagai emas moneter, sehingga SDR merupakan uang yang dapat digunakan untuk melunasi kewajiban membayar.
Daftar Pustaka
Ilmu. Daftar Mata
Uang di Seluruh Dunia. http://www.organisasi.org/1970/01/daftar-mata-uang-negara-di-dunia.html.
Di akses pada tanggal 26 Desember 2013.
Ismawanto. Sistem
Kurs Valuta Asing. http://ssbelajar.blogspot.com/2012/03/sistem-kurs-valuta-asing.html.
Diakses pada tanggal 26 Desember 2013.
Seputar Forex. 6
Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Mata Uang. http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?id=133671&title=6_faktor_yang_mempengaruhi_nilai_tukar_mata_uang.
Diakses pada tanggal 23 Desember 2013.