Minggu, 26 April 2015

Standar Moneter Internasional

1.      Latar Belakang

Sejak tahun 1944 sampai akhir tahun enam puluhan sistem moneter Indonesia didasarkan pada fixed exchanged rate currencies. Sistem ini dikenal dengan nama system Bretton Woods karena berdasarkan perjanjian yang disetujui pada tahun 1944 oleh IMF dengan bank dunia (IBRD). Sistem juga dikenal sebagai standar tukar emas. Kemudian di tahun enam puluhan mulai mengalami tekanan yang akhirnya bubar atau tidak diakui lagi.

2.      Floating Exchanged Rated

Sebagaimana diuraikan diatas dimana sistem moneter internasional mengalami perubahan dimana hancurnya sistem Bretton Woods dan ditandai dengan diterimanya kurs devisa mengambang (floating exchanged rated), tidak diakuinya amerika sebagai bankir dunia, turunya nilai dolar amerika dan ditolaknya dolar amerika sebagai numaire yang efektif.

3.      Peranan IMF

Tahun tujuh puluhan mungkin dipandang sebagai periode  untuk konstitusi moneter baru dunia dengan direvisinya The IMF Articles of Agreement. Peranan IMF dibawah peraturan baru hanya akan merupakan badan pengawas saja. Semua anggota dihadapkan pada suatu kontrak untuk bekerjasama pada pedoman dasar yang telah disepakati bersama untuk menjamin adanya pengaturan pertukaran dan pemantapan sistem pertukaran yang stabil.

4.      Perlunya Cadangan Moneter Internasional

Suatu negara yang memegang uang internasional bermaksud untuk mempunyai cadangan yang berupa emas, devisa, dan SDR. Bagi negara yang memelihara nilai tukar antara uang domestik dan uang asing tetap, serta pada suatu periode tertentu pembayaran impornya lebih besar dari penerimaannya maka cadangan moneter tersebut digunakan untuk membiayai defisit tersebut.
Yang perlu diingat bahwa persyaratan untuk cadangan itu tidak lepas dari nilai tukar yang dianut oleh negara yang bersangkutan. Jika menganut sistem fleksibel maka penguasa moneter negara tersebut tidak dapat menjual atau membeli valuta asing dan selanjutnya ini akan mempengaruhi penerimaan dan pengeluarannya dimana keseimbangan neraca pembayarannya melalui perubahan harga valas terhadap mata uangnya. Namun jika menganut sistem tetap maka penguasa moneter diharuskan memegang cadangan secukupnya untuk mengatasi kesulitan seperti deficit.

5.      Masalah Likuiditas Internasional

Masalah utama pada tahun enam puluhan adalah kekhawatiran pada penawaran likuiditas dunia yang pertumbuhannya kuranc cepat sehingga mengganggu kelancaran perdagangan antar negara. Masalah lainnya adalah ketidakmampuan dan ketidakstabilan sistem moneter internasional yang diakibatkan adanya 2 macam cadangan internasional yaitu emas atau dolar dan poundsterling. Kedua masalah inilah yang mendorong munculnya special drawing right (SDR) pada tahun 1970. SDR merupakan tambahan tetap pada cadangan dunia dan penggunaanya tanpa surat hanya diatur dalam pemegang maksimum dan minimumnya. Selama 3 tahun SDR yang digunakan adalah 9.5 milyar dolar dan didistribusikan ke negara-negara  berdasarkan jatah yang telah ditetapkan IMF dimana ¾ dari jumlah itu berada dinegara-negara maju. Mulanya SDR didasarkan atas emas, tapi 1974 dikaitkan pada timbangan rata-rata dari berbagai mata uang. Adapun kritik terhadap sistem jatah SDR adalah:
1.      Sistem jatah ini telah gagal dalam melindungi negara-negara yang sedang berkembang.
2.      Pada kenyataanya, jatah tersebut mencerminkan derajat kekuatan politik anggota sehingga banyak jatah yang dinikmati oleh negara besar.


Minggu, 05 April 2015

Standar Moneter

1.      Arti Penting Standar Moneter

Standar moneter diartikan sebagai system moneter yang didasarkan atas standar nilai uang, termasuk didalamnya peraturan tentang ciri, sifat, dari uang, pengaturan JUB, ek-sim, dan fasilitas bank dalam hubungannya dengan demand deposit.

2.      Macam – Macam Standar Moneter

A.    Standar Barang

Sistem moneter dimana nilai/tenaga beli uang dijamin dengan seberat tertentu barang (Emas, Perak, Dst). Standar ini dibagi menjadi 3 yaitu standar emas, perak, dan kembar.

1.      Standar Emas

Sistem dimana kesatuan monternya dengan emas, bebas menperjual-beli emas dengan harga yang pasti dan mengizinkan orang untuk mengekspor-impor emas tanpa batas.

a.      Macam – Macam Standar Emas

1.      The Gold Coin Standard

a.      Syarat

Ø  Nilai satuan uang dikaitkan dengan seberat emas.
Ø  Pemerintah harus bersedia untuk melebur emas batangan menjadi uang emas.
Ø  Adanya hubungan yang tetap antara satuan moneter dengan sejumlah tertentu emas.
Ø  Adanya kebebasan individu terhadap emas yang dimilikinya.
Ø  Uang emas dinyatakan sebagai alat pembayaran.
Ø  Uang kredit, pada umumnya hanya didukung oleh cadangan emas dan dapat ditebus dengan uang emas.

b.      Kebaikan

Ø  Terjaminnya pasar bebas emas menjaga nilai pasar dari emas dan nilai nominal dari uang tetap sama.
Ø  Segala bentuk uang kertas dan uang kredit dapat ditebus dengan uang emas.

c.       Keburukan

Ø  Emas jarang digunakan umum dalam perdaganan domestik.
Ø  Selama periode krisis moneter, individu – individu banyak memegang uang emasnya sehingga melemahkan perbendaharaan cadangan emas dengan cepat.

2.      The Gold Bullion Standard

a.      Persamaan The Gold Bullion Standard dan The Gold Coin Standard

Ø  Nilai satuan moneternya dikaitkan dengan emas.
Ø  Pemerintah membeli dan menjual emas yang ditawarkan dengan harga tetap.
Ø  Adanya keterbatasan kemampuan untuk membeli emas oleh masyarakat karena jumlah emas yang dijual banyak.
Ø  Emas disimpan, dijual, dan digunakan untuk tujuan industri.
Ø  Pemerintah menerima uang kredit untuk ditukarkan dengan emas.

b.      Perbedaan The Gold Bullion Standard dan The Gold Coin Standard

Ø  Membuat batangan emas sebagai alat pembayaran utang yang sah.
Ø  Menyebabkan uang emas dapat ditarik dari peredaran untuk ditukarkan dengan batangan emas.

c.       Kebaikan The Gold Bullion Standard

Ø  Negara dibebaskan dari beban pembuatan uang emas.
Ø  Lebih dari bersiap-siap untuk mencegah larinya emas ke luar negeri.

d.      Keburukan The Gold Bullion Standard

Ø  Bisa dikatakan The Gold Bullion Standard adalah standarnya orang kaya karena operasinya dikalangan atas dan tidak berlaku bagi orang kecil.
Ø  Karena kebanyakan individu tidak mempunyai hak untuk memasukkan emas ke dalam cadangan emas negerinya, maka jumlah uang dan kredit tidak terpengaruh dengan standar emas yang otomatis.

3.      The Managed Gold Bullion Standard

Standar moneter ini masih dikaitkan dengan sejumlah emas. Adanya sejumlah emas yang tetap pada setiap satuan uang, tetapi tidak dapat dipakai dalam peredaran umum. Oleh karena itu tidak ada pasar bebas untuk emas.


4.      The Gold Exchanged Standard

Standar ini adalah gabungan dari The Gold Coin Standard dan The Gold Bullion Standard. Dimana syaratnya adalah:
a.       Satuan uang dinyatakan dengan seberat emas tertentu yang tetap.
b.      Pasar bebas emas dijamin, dimana masyarakat bebas untuk melakukan apapun terhadap cadangan emasnya.
c.       Uang kredit mungkin dapat digunakan untuk membeli sertifikat emas dari pemerintah dimana dapat ditukarkan dengan emas.

Namun yang membedakan sistem The Gold Exchanged Standard dengan The Gold Coin Standard dan The Gold Bullion Standard adalah uang kertas dapat ditebus dengan sertifikat emas pada saat bank asing didalam suatu negara yang menganut The Gold Coin Standard atau The Gold Bullion Standard.

a.      Kebaikan The Gold Exchanged Standard

Ø  Aliran emas untuk membayar utang-utang dapat diminimumkan.
Ø  Karena ada sebagian cadangan emas yang berada diluar negeri, serta dimungkinkannya mendapat hasil berupa tingkat bunga jika didepositokan atau diinvestasikan.
Ø  Karena aliran emas sangat terbatas, maka ongkos pengiriman logam berharga dalam kaitannya dengan utang menurun.
Ø  Adanya ketidakmerataan dalam distribusi emas, maka memaksa mengangkat system moneter yang sewaktu-waktu dapat mempermudah banyak negara untuk menggunakan standar emas ini secara sejalan.

b.      Keburukan The Gold Exchanged Standard

Ø  Standar emas ini mengurangi berlakunya operasi otomatis daris tandar emas secara umum.
Ø  Negara memegang cadangan emas dan investasi negara lain harus selalu bersedia mengekspor emas jika negara pemilik menginginkannya.
Ø  Akibat dari tindakan diatas akan memaksa penghapusan dasar kredit bank karena emasnya berkurang dan akan mengakibatkan penciutan JUB.
Ø  Deflasi ini mungkin dapat dihindari dengan menolak pembayaran utang-utang luar negerinya.

b.      Kebaikan Standar Emas

Ø  Acceptability

Masyarakat menerima emas dan uang yang didasarkan atas emas, karena kegunaan dari logam ini.

Ø  A Check on Inflation and Deflation

Pembatasan secara otomatis terhadap pemerintah dalam percetakan uang dan kredit bank mencegah percetakan uang yang berlebihan dibandingkan dengan penyediaan barang-barang dan jasa. Sehingga inflasi tidak timbul.

Ø  Automatic Limitation on Medium of Exchange

Persyaratan minimum cadangan emas untuk uang kertas yang diciptakan dan deposito bank membuat suatu penahan yang otomatis pada kelebihan pencetakan uang kertas dan kredit bank. Kemudian kepercayaan masyarakat pada umumnya terhadap alat pertukaran selalu terjamin.

Ø  Basis of an International Money System

Nilai uang emas yang stabil sehingga dipakai sebagai nilai standar internasional dan sebagai alat penukar.

Ø  Stimulus to International Investment of Trade

Selama uang emas diterima secara umum maka berarti bahwa standar emas akan menggairahkan perdagangan international dan investasi.

Ø  Uniform International Price System

Pasar bebas emas memperbolehkan setiap orang untuk mengimpor dan mengekspor emas, sehingga pergerakan emas ini akan mempengaruhi harga-harga internasional dan secara otomatis membuat penyesuaian pada harga-harga internasional.

c.       Keburukan Standar Emas

Ø  Kepercayaan terhadap uang timbul hanya bila kepercayaan itu diperlukan.
Ø  Jika standar emas ditinggalkan, berarti tidak ada lagi pembatasan secara otomatis pada penawaran uang dan deposito, yang mengakibatkan cadangan emas berkurang.
Ø  Berkurangnya emas tidaklah berarti penciutan jumlah uang yang beredar, kredit bank, dan penurunan tingkat harga ataupun sebaliknya. Jadi konsekuensinya adalah harapan penyesuaian harga internasional tidak akan terjadi.
Ø  Pengumpulan cadangan emas berdasarkan spekulasi akan mengakibatkan nilai uang akan jatuh.
Ø  Selama kadar emas tetap setiap satuan moneternya menjamin stabilitas pertukaran namun tidak menjamin keseimbangan harga didalam negeri. Suatu negara dengan cadangan emas yang melimpah akan mendorong kenaikan harga. Namun bagi negara yang berkurang akan menyebabkan deflasi.

2.      Standar Perak

Standar perak adalah standar moneter yang hampir sama dengan standar emas, dimana nilai satuan uang dijamin dengan perak sebesar tertentu. Maka dari itu dimungkinkan adanya:
a.       The Silver Coin Standard.
b.      The Silver Bullion Standard.
c.       The Managed Silver Bullion Standard.
d.      The Silver Exchanged Standard.
Yang semua bahasanya sama dengan standar emas yang telah dibahas diatas.

3.      Standar Kembar

Standar kembar adalah standar moneter yang memakai dua logam yaitu emas dan perak sebagai standar moneternya.

a.       Syarat:

·         Dua logam pada suatu perbandingan tetap antara satu dengan yang lain disajikan sebagai standar nilai satu-satuan moneternya.
·         Pemerintah harus selalu siap membeli emas dan perak pada harga tetap. Sementara uang emas dan perak dinyatakan sebagai alat pembayaran yang sah.
·         Segala bentuk uang kertas dapat ditukar menjadi uang logan atau batangan logam oleh pemegangnya.

b.      Kebaikan

·         Beberapa penganutnya percaya bahwa sistem ini dapat menciptakan kestabilan nilai uang dari pada standar tunggal yang didasarkan atas emas.
·         Nilai cadangan emas lebih stabil.

c.       Keburukan

Pada abad 19 kenyataannya memakai standar tunggal, meski secara formal menganut standar kembar.

B.     Standar Kepercayaan

Sistem moneter dimana nilai/tenaga beli uang tidak dijamin dengan seberat tertentu barang. Hanya atas dasr kepercayaan masyarakat mau menerima uang tersebut sebagai alat pembayaran yang sah serta sebagai alat penukar dan sebagainya.

C.    The Managed Paper Standard

Sistem moneter dapat diatur tanpa memandang cadangan emas yang dipunyainya tetapi semata-mata pada kegiatan perluasan dunia usaha.

1.      Fiat Money

Merupakan uang kartal yang tidak dijamin oleh emas atau perak yang dibuat oleh pemerintah. Dengan kata lain jumlah uang yang beredar diatur oleh pemerintah agar dapat memenuhi kebutuhan dalam perekonomian.

2.      Inconvertible Money

Merupakan uang kartal yang tidak dapat ditukarkan. Tergantung pada 2 faktor yaitu:
·         Pemerintah menguasai cadangan uang.
·         Posisi kredit pemerintah didasarkan pada besarnya cadangan logam dan penggunaannya untuk menebus apa yang tidak dapat ditebus dengan uang kertas.

3.      Kebaikan

a.       Akibat inflasi dan deflasi dari standar emas dapat dihindari.
b.      Lebih murah untuk mencetak uang kertas daripada uang logam.

4.      Keburukan

a.     Karena tidak dikaitkan dengan sejumlah tertentu emas, maka pencetakan uang kertas dan kredit bank yang berlebihan.
b.  Karena nilai tukar atau valas tidak dijamin dengan sejumlah tertentu emas, maka mengakibatkan fluktuasi tertentu yang akan menghancurkan keuangan internasional, perdagangan, dan investasi.

Referensi: Iswardono Sp. 1993. Uang dan Bank. Yogyakarta: BPFE