Kamis, 26 Desember 2013

Mata Uang Berbagai Negara di Dunia


Nama                   : Antonius Fedrik Yohanes
NPM                    : 10210945
Kelas                   : 4ea06

Di dunia ini memiliki banyak sekali negara, dari 5 benua yang ada didunia ada banyak negara. Namun tidak seluruh negara didunia yang memilki nilai mata uang negaranya sendiri sebagian masih memiliki mengikuti nilai mata uang negara lain seperti halnya negara Timor Leste yang menggunakan nilai mata uang Dolar Amerika (US Dolar) dan negara Montenegro yang masih menggunakan nilai mata uang Euro, dll. Namun yang sudah memiliki nilai mata uang sendiri ada sebanyak 121 negara. Dalam 121 negara tersebut ada beberapa negara yang memiliki nama mata uang yang hampir sama, saya ambil contoh adalah negara Amerika dengan singapura yang memiliki nama mata uang yag hampir sama yaitu Dollar, namun di amerika itu bernama US Dollar, sedangkan di Singapura bernama Dollar Singapura. Kemudian secara fisikpun berbeda.
Berikut adalah daftar mata uang di berbagai negara....

Nama Negara
Nama Mata Uang
Nama Negara
Nama Mata Uang
Abbesinia
Dollar
Equador
Sucrve
Afghanistan               
Afgani
Ethiopia
Birr
Afrika Selatan           
Rand
Filipina
Peso
Afrika Tengah           
Franc
Finlandia
Markka
Albania                    
Lek
Ghana
Cedi
Aljazair
Dinar
Guatemala
Queizal
Amerika Serikat
Dollar
Haiti
Courde
Angola
Kwanza
Honduras
Lempira
Argentina
Peso
Hongaria
Forint
Australia
Dollar
Hongkong
Dollar
Austria
Shilling
India
Rupee
Bangladesh
Taha
Indonesia
Rupiah
Belanda
Gulden
Inggris
Pound Sterling
Belgia
Franc
Irak
Dinar
Bolivia
Boliviarnus
Iran
Real
Brazil
Cruzeiro
Irlandia
Pound
Brunei Darussalam
Dollar
Islandia
Krona
Bulgaria
Lev
Italia
Lire
Canada
Dollar
Jamaika
Dollar
Cekoslovakia
Koruna
Jepang
Yen
Ceylon
Rupee
Jerman
Deutsche Mark
Chad
Franc
Kamboja
Riel
Chili
Peso
Kamerun
Franc
Cina
Yuan
Kenya
Shilling
Denmark
Krone
Kolumbia
Peso
Dominika
Peso
Kongo
Franc
EI Salvador
Kolon
Korea Selatan
Won
Emirat Arab
Dirham
Korea utara :

Won
Kuba
Peso
Kuwait
Dinar
Laos
New Kip
Libanon
Pound
Liberia
Dollar
Libia
Dinar
Luxemburg
Franc
Malaysia
Ringgit
Malvinas
Pound
Maroko
Dirham
Meksiko
Peso
Mesir
Pound
Monako
Franc
Mongolia
Tugrik
Mozambik
Escudo
Muangthai
Bath
Myanmar
Kyat
Namibia
Rand
Nepal
Rupee
New Zealand
Dollar
Nicaragua
Kordoba
Nigeria
Naira
Norwegia
Kroon
Oman
Rial
Pakistan
Rupee
Panama
Balboa
Paraguay
Kina
Perancis
Franc
Peru
Sole
Polandia
Zloty
Portugal
Escudo
Qatar
Riyal
Rumania
Leu
Rusia
Rubel / Ruble / Rouble
Saudia Arabia
Riyal
Senegal
Franc
Singapura
Dollar
Siprus
Pound
Spanyol
Peseta
Srilanka
Rupee
Sudan
Pound
Suriah
Pound
Suriname
Guilder
Swedia
Kroon
Swiss
Franc
Syria
Pound
Taiwan
Dollar
Tanzania
Shilling
Thailand
Baht
Tunisia
Dinar
Turki
Lira
Uganda
Shilling
Uruguay
Peso
Vatikan
Lira
Venezuela
Bolivar
Vietnam
Dong
Yaman
Imani
Yordania
Dinar
Yugoslavia
Dinar
Yunani
Drachma
Zaire
Zaire
Zambia
Kwacha
Zimbabwe
Dollar








Nilai tukar mata uang suatu negara adalah relatif, dan dinyatakan dalam perbandingan dengan mata uang negara lain. Tentu saja perubahan nilai tukar mata uang akan mempengaruhi aktivitas perdagangan kedua negara tersebut. Nilai tukar yang menguat akan menyebabkan nilai ekspor negara tersebut lebih mahal, dan impor dari negara lain lebih murah, dan sebaliknya. Berikut adalah 6 faktor yang bisa mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang antara 2 negara:

1. Perbedaan tingkat inflasi antara 2 negara

Suatu negara yang tingkat inflasinya konsisten rendah akan lebih kuat nilai tukar mata uangnya dibandingkan negara yang inflasinya lebih tinggi. Daya beli (purchasing power) mata uang tersebut relatif lebih besar dari negara lain. Pada akhir abad 20 lalu, negara-negara dengan tingkat inflasi rendah adalah Jepang, Jerman dan Swiss, sementara Amerika Serikat dan Canada menyusul kemudian. Nilai tukar mata uang negara-negara yang inflasinya lebih tinggi akan mengalami depresiasi dibandingkan negara partner dagangnya.

2. Perbedaan tingkat suku bunga antara 2 negara

Suku bunga, inflasi dan nilai tukar sangat berhubungan erat. Dengan merubah tingkat suku bunga, bank sentral suatu negara bisa mempengaruhi inflasi dan nilai tukar mata uang. Suku bunga yang lebih tinggi akan menyebabkan permintaan mata uang negara tersebut meningkat. Investor domestik dan luar negeri akan tertarik dengan return yang lebih besar. Namun jika inflasi kembali tinggi, investor akan keluar hingga bank sentral menaikkan suku bunganya lagi. Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku bunga maka akan cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.

3. Neraca perdagangan

Neraca perdagangan antara 2 negara berisi semua pembayaran dari hasil jual beli barang dan jasa. Neraca perdagangan suatu negara disebut defisit bila negara tersebut membayar lebih banyak ke negara partner dagangnya dibandingkan dengan pembayaran yang diperoleh dari negara partner dagang. Dalam hal ini negara tersebut membutuhkan lebih banyak mata uang negara partner dagang, yang menyebabkan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap negara partnernya melemah. Keadaan sebaliknya disebut surplus, dimana nilai tukar mata uang negara tersebut menguat terhadap negara partner dagang.

4. Hutang publik (Public debt)

Neraca anggaran domestik suatu negara digunakan juga untuk membiayai proyek-proyek untuk kepentingan publik dan pemerintahan. Jika anggaran defisit maka public debt membengkak.Public debt yang tinggi akan menyebabkan naiknya inflasi. Defisit anggaran bisa ditutup dengan menjual bond pemerintah atau mencetak uang. Keadaan bisa memburuk bila hutang yang besar menyebabkan negara tersebut default (gagal bayar) sehingga peringkat hutangnya turun. Public debt yang tinggi jelas akan cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.

5. Ratio harga ekspor dan harga impor

Jika harga ekspor meningkat lebih cepat dari harga impor maka nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung menguat. Permintaan akan barang dan jasa dari negara tersebut naik yang berarti permintaan mata uangnya juga meningkat. Keadaan sebaliknya untuk harga impor yang naik lebih cepat dari harga ekspor.

6. Kestabilan politik dan ekonomi

Para investor tentu akan mencari negara dengan kinerja ekonomi yang bagus dan kondisi politik yang stabil. Negara yang kondisi politiknya tidak stabil akan cenderung beresiko tinggi sebagai tempat berinvestasi. Keadaan politik akan berdampak pada kinerja ekonomi dan kepercayaan investor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai tukar mata uang negara tersebut. 


Adapun sistem kurs valuta asing atau sistem devisa yang dipergunakan dalam pembayaran internasional antara lain Sistem Standar Emas (Gold Standart System) atau Sistem Kurs Tetap (Fixed Rate System), Sistem Kurs Mengambang/Sistem Kurs Bebas (Floating Exchange Rate System), Sistem Kurs Tambatan (Paged Rate System), dan Sistem Kurs Mengambang Terkendali atau Kurs yang Distabilkan (Managed Float/Dirty Float).

1.      Sistem Standar Emas (Gold Standart System) atau Sistem Kurs Tetap (Fixed Rate System)

Pada dasarnya, dalam sistem standar emas pemerintah (Bank Sentral) berkewajiban untuk selalu bersedia memperjualbelikan emas kepada siapapun yang menginginkannya dengan harga tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Sistem standar emas (Gold Standard) mulai digunakan di Inggris tahun 1870, di mana masing-masing mata uang memiliki kandungan emas tertentu. Sebagai contoh £ 1 mengandung 4 gram emas, sedangkan US$ 1 mengandung 2 gram emas, maka £ 1 dapat dibuat kurs dengan US dollar sebesar $ 2 atau US$ 1 = £ 0,5. Dalam sistem standar emas, kurs valuta asing relatif stabil dapat berubah di sekitar titik paritas arta yasa dan dibatasi oleh titik ekspor emas serta titik impor emas.

Dalam penggunaannya, sistem ini terdiri atas empat macam kurs valuta asing, yaitu sebagai berikut.
a.   Kurs paritas arta yasa (Mint Parity), adalah kurs yang menunjukkan perbandingan kandungan emas yang diperoleh dengan menukarkan satu satuan uang suatu negara dengan satu satuan uang negara lain.
b.   Kurs titik ekspor emas (Gold Export Point), adalah kurs valuta asing tertinggi yang terjadi dalam sistem standar emas.
c.   Kurs titik impor emas (Gold Import Point), adalah kurs valuta asing terendah yang terjadi dalam sistem standar emas.
d.   Kurs valuta asing yang terjadi adalah kurs yang bergerak naik atau turun di sekitar kurs paritas arta yasa.

Keuntungan suatu negara menggunakan sistem standar emas di antaranya:
Ø  Stabilnya kurs valuta asing,
Ø  Defisit atau surplus neraca pembayaran berlangsung tidak terlalu lama, melainkan secara otomatis menyusut sehingga dapat kembali ke keadaan seimbang lagi.

Sebuah sistem devisa/kurs mata uang dapat disebut sebagai sistem standar emas, apabila memenuhi syarat-syarat pokok sebagai berikut.
*      Nilai mata uang negara tersebut dinyatakan dengan emas.
*      Emas dalam jumlah yang tak terbatas, bebas ke luar masuk negara itu.
*      Badan moneter negara tersebut selalu bersedia membeli atau menjual emas berdasarkan perbandingan nilai yang telah ditentukan.

2.      Sistem Kurs Mengambang/Sistem Kurs Bebas (Floating Exchange Rate System)

Sistem kurs mengambang adalah suatu sistem devisa di mana kurs suatu mata uang dengan mata uang yang lain dibiarkan untuk ditentukan secara bebas oleh tarik-menarik kekuatan pasar. Pada sistem ini keterkaitan sistem harga antarnegara terbentuk, karena kurs bebas dapat digunakan sebagai pedoman dalam menentukan nilai mata uang dalam negeri yang dinyatakan dalam emas.

Keterkaitan sistem harga antarnegara tersebut bisa dilaksanakan apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a.     Mata uang yang digunakan tidak convertible atau tidak dikaitkan secara langsung dengan emas.
b.    Tidak ada pembatasan penggunaan valuta asing.
c.     Kurs valuta asing ditentukan oleh kekuatan pasar.




Ada dua macam sistem kurs mengambang, yaitu:
v  Sistem kurs mengambang yang murni (clean float), adalah sistem kurs mengambang tanpa adanya campur tangan (intervensi) pemerintah. Sehingga dalam hal ini pemerintah tidak berusaha untuk menstabilkan kurs valuta asing.
v  Sistem kurs mengambang kurang murni (dirty float atau managed floating exchange rate), adalah sistem kurs mengambang di mana masih terdapat intervensi pemerintah yang berperan sebagai penguasa moneter melalui pasar.
Dalam hal ini, pemerintah secara aktif melakukan upaya untuk menstabilkan kurs valuta asing.

Penggunaan sistem kurs mengambang dapat menggoncangkan salah satu negara yang sedang mengalami defisit neraca pembayaran. Akan tetapi di lain pihak akan menguntungkan negara yang mengalami surplus neraca pembayaran, karena dengan meningkatnya ekspor juga akan meningkatkan kurs mata uang, sebaliknya bagi negara yang impornya lebih besar akan menurunkan kurs mata uangnya. Untuk mengatasi hal semacam itu, maka perlu digunakan sistem pengawasan devisa (valuta asing) oleh pemerintah yang bersangkutan.

Sistem pengawasan devisa (exchange control) ini memiliki ciriciri penting sebagai berikut.
ü  Mata uang dalam negeri tidak convertible dengan emas.
ü  Para penghasil valuta asing harus menyerahkan seluruh valuta asing yang diperolehnya kepada pemerintah.
ü  Sistem penjatahan valuta asing dilaksanakan secara menyeluruh.
ü  Kurs valuta asing ditetapkan oleh pemerintah.

3.      Sistem Kurs Tambatan (Pagged Rate System)

Dalam sistem kurs tambatan, mata uang yang dipergunakan dalam negeri merupakan mata uang yang tidak convertible terhadap emas. Seperti halnya dalam sistem pengawasan devisa, kurs valuta asing ditetapkan oleh pemerintah dan kuota valuta asing (exchange quota) tidak dipergunakan.

Suatu negara menggunakan sistem kurs tambatan apabila memenuhi syarat-syarat pokok berikut ini.
a.     Mata uang dalam negeri tidak convertible terhadap emas.
b.     Tidak ada pembatasan mengenai penggunaan valuta asing.
c.     Kurs valuta asing ditentukan oleh pemerintah.





Dengan ketentuan di atas, dapat dikemukakan bahwa dalam sistem kurs tambatan akan banyak dijumpai kejadian berikut.
·         Kurs valuta asingnya relatif lebih stabil terutama bila dibandingkan kurs valuta asing dalam sistem kurs bebas yang murni.
·         Pada sistem ini diperlukan cadangan internasional yang besar, terutama bagi negara-negara yang ekspor dan impornya mempunyai sifat musiman yang kuat.
·         Dalam sistem ini, kurs valuta asing kecil kemungkinannya dapat stabil seperti kestabilan sistem standar emas ataupun dalam sistem pengawasan devisa.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sistem kurs tambatan adalah sistem devisa di mana mata uang yang digunakan di dalam negeri tidak dikaitkan secara langsung dengan emas, kurs valuta
asing ditetapkan oleh pemerintah, dan kuota valuta asing tidak diberlakukan.

4.      Sistem Kurs Mengambang Terkendali atau Kurs yang Distabilkan (Managed Float/Dirty Float)

Pada tahun 1972 Sistem Bretton Woods mulai tidak berfungsi lagi, maka sistem moneter internasional yang digunakan oleh sebagian besar negara di dunia sampai saat ini adalah Sistem Kurs Mengambang Terkendali. Dalam sistem ini pemerintah atau bank sentral tidak menetapkan secara tegas perbandingan mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Jadi, penentuan kurs diserahkan pada kekuatan pasar. Namun, bank sentral akan tetap melakukan pengawasan untuk mengatasi perubahan-perubahan yang mendadak serta yang berpengaruh kuat terhadap stabilitas perekonomian.

Sistem moneter internasional yang berlaku sekarang memiliki beberapa kriteria, di antaranya sebagai berikut.

a.       Kurs Devisa
Dalam kurs devisa, negara anggota IMF mempunyai kebebasan dalam mengatur dan menentukan kurs devisanya. Sekalipun bebas, namun peranan IMF dalam usaha menjamin terlaksananya kerja sama internasional di bidang moneter masih tetap dipertahankan, untuk usaha pengaturan devisa secara tertib dan mewujudkan sistem kurs devisa yang stabil.

b.      Special Drawing Right (SDR)
SDR pada tahun 1968 disebut sebagai paper gold atau emas kertas, karena SDR mempunyai fungsi sebagai emas moneter, sehingga SDR merupakan uang yang dapat digunakan untuk melunasi kewajiban membayar.




Daftar Pustaka


Ilmu. Daftar Mata Uang di Seluruh Dunia. http://www.organisasi.org/1970/01/daftar-mata-uang-negara-di-dunia.html. Di akses pada tanggal 26 Desember 2013.

Ismawanto. Sistem Kurs Valuta Asing. http://ssbelajar.blogspot.com/2012/03/sistem-kurs-valuta-asing.html. Diakses pada tanggal 26 Desember 2013.

Seputar Forex. 6 Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Mata Uang. http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?id=133671&title=6_faktor_yang_mempengaruhi_nilai_tukar_mata_uang. Diakses pada tanggal 23 Desember 2013.