Senin, 15 April 2013

Karakteristik Perekonomian Indonesia




1.  Indonesia sebagai negara kepalauan

Negara Indonesia adalah negara yang diapit oleh dua benua yaitu dari benua asia dan benua australia dan dua samudra yaitu samudra hindia dan samudra pasifik. Negara indonesia terbentang sepanjang  LU - 11°08'LS dan dari 95°'BT - 141°45'BT.

Berdasarkan data yang terdapat dalam wikipedia luas daratan Indonesia adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². sehingga tidak heran jika indonesia disebut sebagai negara kepulauan atau maritim dengan panjang garispantai lebih dari 81.000 km serta lebih dari 17.508 pulau dan luas laut sekitar 3,1 juta km2. Maka ‘tak mengherankan jika indonesia memiliki potensi keanekaragaman biota laut yang ada. Contohnya wilayah pesisir dan lautan Indonesia dikenal kekayaan dan keanekaragaman hayati (biodiversity) laut terbesar di dunia denganmemiliki ekosistem pesisir seperti mangrove, terumbu karang (coral reefs) dan padanglamun (sea grass beds) (Dahuri et al. 1996).

2.  Menghadapi persoalan penduduk

Persoalan penduduk adalah persoalan yang selalu di hadapi di negara berkembang. Maksudnya adalah laju pertumbuhan yang tinggi dan tingkat kesehatan yang rendah adalah salah satu contoh di negara berkembang.

Indonesia adalah negara berkembang. Hal ini di buktikan, berdasarkan data statistik dari Badan Pusat Statistik, laju pertumbuhan penduduk yang mencapai 1.49% pertahun. Dan saat ini jumlah penduduk indonesia diperkirakan mencapai 240.000.000. Dimana setengah dari jumlah tersebut bermukim di pulau jawa.

Berdasarkan uraian diatas maka ‘tak heran masalah penduduk menjadi masalah besar dari negara Indonesia. Pendataan terus dilakukan, dan program – progam transmigrasi dan KB serta penundaan usia nikah adalah cara – cara yang gencar yang dilakukan oleh pemerintah.

Tugas berat kini diemban oleh pemerintah. Karena berdasarkan pernyataan dari Statistik Indonesia tentang proyeksi laju pertumbuhan indonesia “asil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1  juta pada tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025 (Tabel 3.1). Walaupun demikian, pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 2000-2025 menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam dekade 1990-2000, penduduk Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun, kemudian antara periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan  0,92 persen per tahun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat kelahiran dan kematian, namun penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal proyeksi menjadi 15 per 1000 penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk dalam kurun waktu yang sama.

Salah satu ciri penduduk Indonesia adalah persebaran antar pulau dan provinsi yang tidak merata.  Sejak tahun 1930, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa, padahal luas pulau itu kurang dari tujuh persen dari luas total wilayah daratan Indonesia. Namun secara perlahan persentase penduduk Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa terus menurun dari sekitar 59,1 persen pada tahun 2000 menjadi 55,4 persen pada tahun 2025. Sebaliknya persentase  penduduk yang tinggal di pulau pulau lain meningkat seperti, Pulau Sumatera naik dari 20,7 persen menjadi 22,7 persen, Kalimantan naik dari 5,5  persen menjadi 6,5 persen pada periode yang sama.  Selain pertumbuhan alami di pulau-pulau tersebut memang lebih tinggi dari pertumbuhan alami di Jawa, faktor arus perpindahan yang mulai menyebar ke pulau-pulau tersebut juga menentukan distribusi penduduk.

3.  Kaya sumber daya alam

Indonesia sebagai negara kepulauan terkenal dengan negara yang kaya akan sumber daya alam. Menurut data yang bersumber pada wikipedia bahwa Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan adanya 10% dari tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12% dari mamalia, 16% dari hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari hewan laut. Di bidang agrikultur, Indonesia juga terkenal atas kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji coklat, karet,kelapa sawit, cengkeh, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati urutan atas dari segi produksinya di dunia.

Sumber daya alam di Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya saja. Berbagai daerah di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan tambang, seperti petroleum,timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas, dan perak. Di samping itu, Indonesia juga memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang sangat besar.

Tetapi pemanfaatan yang kurang maksimal sehingga kekayaan alam yang luas tadi bisa di manfaatkan oleh negara – negara luar yang menanamkan modalnya di indonesia sebagai penanam modal dengan kontrak perjanjian yang tidak menguntungkan seperti freeport dengan kasusnya yang terkenal.

4.  Kekurangan kapital

Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang luas dan potensi yang cukup besar untuk modal seperti yang telah dijelaskan diatas, tetapi malah ketergantungan Indonesia terhadap modal dari negara lain dalam bentuk pinjaman sangat tinggi. Hal itu bisa dibuktikan ketika pada era ORBA dimana untuk membangun negara pemerintah menggunakan dana dari luar negri dalam bentuk pinjaman dan penanaman modal asing.
5.  Sturuktur ekonomi

Struktur ekonomi dapat diartikan sebagai komposisi peranan masing-masing sektor dalam perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor primer, sekunder dan tersier. Gambaran kondisi struktur ekonomi Indonesia dapat dilihat melalui kontribusi setiap sektor ekonomi terhadap pembentukan PDB. Struktur ekonomi dikatakan berubah apabila kontribusi/pangsa PDB dari sektor ekonomi yang mulanya dominan digantikan oleh sektor ekonomi lain. 

Dalam analisis deskriptif ini, kita akan melihat bagaimana kondisi struktur ekonomi Indonesia dari tahun 1983 sampai 2010. Untuk memudahkan analisis, sektor-sektor dalam perekonomian akan dikelompokan menjadi 3 sektor yaitu sektor primer, sekunder dan tersier. Sektor primer merupakan gabungan dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dan sektor pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder merupakan gabungan dari sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air dan sektor konstruksi. Sedangkan sektor tersier merupakan gabungan dari sektor perdagangan, hotel, restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berlangsung secara berkesinambungan pada periode sebelum krisis ekonomi (pertumbuhan tidak pernah berada di bawah 6,40 persen) dan semakin meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat secara agregat, ternyata memberi kemajuan yang cukup berarti terhadap perubahan struktur ekonomi Indonesia. Perubahan struktur ekonomi ini terlihat dari perubahan komposisi sektor ekonomi atas kontribusinya terhadap PDB dalam jangka waktu tahun 1983-2010. 
Dilihat dari lapangan usaha utama, kontribusi sektor primer  terhadap PDB pada tahun 1983 adalah sebesar 43,64 persen dan pada tahun 2010 tinggal 26,49 persen. Sementara itu, kontribusi sektor sekunder yang semula hanya sebesar 19,08 persen pada tahun 1983 menjadi sekitar 35,89 persen pada tahun 2010. Sedangkan sektor tersier mengalami perubahan yang relatif konstan, kontribusi sektor ini terhadap PDB pada tahun 1983 sebesar 37,29 persen dan pada tahun 2010 sebesar 37,62 persen, tidak jauh berbeda dengan tahun 1983. Hal ini menunjukkan telah terjadi transformasi perekonomian atau perubahan struktur ekonomi Indonesia yang ditandai dengan semakin menurunnya peran sektor primer  dalam sumbangannya terhadap PDB dan semakin meningkatnya peran sektor nonprimer.

Terlihat bahwa telah terjadi perubahan pada struktur ekonomi Indonesia. Hal ini terlihat dari semakin menurunnya pangsa sektor primer dan semakin meningkatnya pangsa sektor nonprimer terhadap PDB dari periode 1983-2010. Perkembangan kontribusi sektor ekonomi terhadap PDB pada periode sebelum krisis ekonomi (1983-1996) menunjukkan bahwa dominasi produk yang dihasilkan perekonomian Indonesia mulai bergeser dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier.

Pada tahun 1983 pangsa sektor primer masih cukup tinggi dibandingkan sektor lainnya, yaitu sebesar 43,64 persen, sedangkan sektor sekunder sebesar 19,08 persen dan sektor tersier sebesar 37,29 persen. Pangsa sektor primer terhadap PDB kemudian berangsur-angsur turun hingga hanya sebesar 25,33 persen pada tahun 1996, sedangkan sektor sekunder justru terus mengalami peningkatan. Pangsa sektor sekunder terhadap PDB pada tahun 1996 menjadi 34,80 persen, meningkat 15,72 persen dari tahun 1983. Sektor tersier mengalami perkembangan yang relatif konstan selama periode 1983-1996. Selama periode tersebut tercatat pangsa sektor tersier terhadap PDB berkisar pada angka 37,29 persen sampai 42,44 persen.

Pada periode terjadinya krisis ekonomi (tahun 1997-1999) struktur perekonomian Indonesia relatif tidak mengalami perubahan yang berarti, kecuali sektor pertanian. Pada tahun 1997, sektor primer memiliki pangsa sebesar 24,94 persen terhadap PDB dan meningkat cukup besar pada tahun 1998 menjadi 30,67 persen dan kemudian turun kembali menjadi 29,61 persen pada tahun 1999. Pangsa sektor sekunder terhadap PDB pada periode tersebut tidak mengalami perubahan yang berarti, pangsa sektor ini sebesar 35,48 persen pada tahun 1997, 32,64 persen pada tahun 1998 dan meningkat menjadi 33,36 persen pada tahun 1999. Sedangkan sektor tersier memiliki pangsa terhadap PDB berkisar antara 36,69 persen sampai 39,58 persen selama periode krisis ekonomi ini.

Setelah melewati krisis ekonomi, perubahan struktur Indonesia terlihat dari semakin menurunnya pangsa sektor primer dari tahun 2000 sampai 2004. Pangsa sektor primer terus mengalami penurunan dari 27,67 persen pada tahun 2000 menjadi 23,28 persen pada tahun 2004. Pada periode yang sama, pangsa sektor sekunder terhadap PDB justru cenderung mengalami peningkatan dari 33,86 persen pada tahun 2000 menjadi 35,69 persen pada tahun 2004, walaupun pada tahun 2003 sempat mengalami penurunan sebesar 0,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pangsa sektor tersier pada tahun 2000-2004 tidak mengalami perubahan yang cukup berarti, pada tahun 2000-2001 pangsa sektor ini mengalami penurunan, namun pada tahun 2002-2003 mengalami kenaikan. Pada tahun 2003 pangsa sektor tersier adalah sebesar  41,07 persen, meningkat 1,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan turun 0,03 persen pada tahun 2004.

Selama tahun 2005-2010, sektor yang terlihat cenderung meningkat pangsanya terhadap PDB adalah sektor primer. Pangsa sektor primer pada tahun 2010 adalah sebesar 26,49 persen, meningkat jika dibandingkan tahun 2005 yang memiliki pangsa sebesar 24,27 persen saat itu. Pada tahun 2008-2010 sektor sekunder dan tersier terlihat memiliki pangsa yang relatif mirip terhadap PDB yaitu berkisar antara 35,89 persen sampai 37,62 persen. Namun, secara umum pangsa sektor primer masih tetap berada di bawah pangsa sektor sekunder dan tersier.  

Jika kita lihat dari hasil analisis deskriptif di atas, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwatelah terjadi perubahan struktur ekonomi di Indonesia selama tahun 1983-2010. Sejak tahun 1985, peran sektor primer telah digeser oleh sektor tersier, kemudian pada tahun 1993 sektor primer kembali digeser oleh sektor sekunder. Pada tahun 2009 sektor sekunder merupakan sektor yang memiliki peran paling besar terhadap PDB, namun pada tahun 2010 kembali digeser oleh sektor tersier. Sampai tahun 2010 peran sektor primer masih berada di bawah sektor tersier dan sekunder. Hal ini menunjukan bahwa proses transformasi struktur ekonomi Indonesia telah menuju ke arah industrialisasi, dimana peran sektor primer mulai digantikan oleh peran sektor lainnya, terutama sektor sekunder yang mengalami peningkatan kontribusi cukup besar dan signifikan hampir di tiap tahun dibanding sektor lainnya.
6.  Industrialisasi lamban

Salah satu ciri dari negara berkembang adalah industrialisasi yang masih lamban. Kita tahu bahwa indonesia tergolong ke dalam negara berkembang. Hal ini dibuktikan dengan sistem perekonomian yang masih mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama dari penduduknya.

7.  Sistem ekonomi campuran

Sistem ekonomi campuran adalah sistem ekonomi yang mengambil kebaikan dari sistem ekonomi liberal dan sosialis. Meski dalam praktiknya tidak 100% melakukanya melainkan cendrung ke arah liberalis atau kapitalis.

8.  Adanya dualisme ekonomi

Dualisme ini maksudnya adalah adanya dua kepentingan yang sama kuat. Contohnya adalah dualsme teknologi, dualisme kepentingan dsb.

9.  Perekonomian di kuasai oleh unit – unit usaha besar

Perekonomian yang masih dikuasai oleh unit – unit besar maksudnya adalah sektor pendapatan indonesia masih di kuasai oleh sektor – sektor industri besar, seperti rokok.

Tetapi hal itu akan menjadi ancaman jika sektor besar tadi anjlok karena keberadaan usaha – usaha diindonesia cendrung lebih besar UKM di bandingkan Industri besar.
Daftar Pustaka


Penjelasan Pengaruh instrumen Kebijakan Moneter terhadap JUB


Penjelasan mengenai dampak dari kebijakan moneter terhadap JUB (Jumlah Uang Beredar):
Kebijakan Moneter adalah suatu kebijakan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia dalam rangka menjaga kestabilan ekonomi dan nilai tukar rupiah, dalam menjalankan kebijakan tersebut ada beberapa Instrument, yaitu:
1.     Kebijakan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Kebijakan operasi pasar terbuka adalah kebijakan dengan cara menjual atau membeli surat berharga pemerintah. Dengan hal ini maka pengaruhnya terhadap JUB (Jumlah Uang Beredar) adalah jika pemerintah ingin menambah JUB di masyarakat maka pemerintah akan membeli surat berharga tersebut, tetapi jika pemerintah ingin mengurangi JUB di masyarakat maka pemerintah akan menjual surat berharga milik pemerintah
2.     Kebijakan Politik Diskonto (Disc. Rate)
Kebijakan Disc. Rate adalah kebijakan suatu kebijakan dengan memainkan tingkat suku bunga pada bank sentral dan bank umum. Dengan hal ini maka pengaruhnya terhadap JUB (Jumlah Uang Beredar) adalah jika pemerintah ingin menambah JUB di masyarakat maka pemerintah akan menurunkan tingkat suku bunga tetapi jika pemerintah ingin mengurangi JUB di masyarakat adalah dengan cara menaikan tingkat suku bunga dengan harapan bahwa ketika tingkat suku bunga di naikan maka akan banyak menyimpan uangnya di bank dalam bentuk tabungan, deposito, giro dsb.
3.     Kebijakan Rasio Cadangan Wajib Minimal (Reserve Requirement Ratio)
Kebijakan Cash Ratio adalah kebijakan dengan cara mengatur jumlah simpanan wajib bank – bank umum pada Bank Indonesia sebagai bank sentral. Dengan hal ini maka pengaruhnya terhadap JUB adalah  jika pemerintah mau menambah JUB di masyarakat maka pemerintah akan menurunkan cadangan wajjib minimalnya tetapi jika pemerintah ingin mengurangi JUB di masyarakat maka pemerintah akan menaikan cadangan wajib minimum bank – bank umum..
4.     Himbauan Moral
Kebijakan himbauan moral adalah suatu kebijakan dengan cara memberikan himbauan – himbauan moral kepada para pelaku ekonomi.
Jadi kesimpulanya, pada dasarnya kebijakan moneter adalah salah satu kebijakan untuk mengatur JUB di masyarakat dan mengatur inflasi yang ada.  Dengan berbagai instrumentnya di harapkan bahwa kebijakan moneter menjadi solusi. 

Pola Pengembangan Industri



Pola pengembangan sektor industri di suatu negeri sangat di pengaruhi oleh argumentasi yang melandasinya. Negara – negara yang menganut basis teori keunggulan komparatif akan mengembangkan subsektor atau jenis – jenis industri yang memiliki keunggulan komparatif baginya.
Contohnya:
1.    Negara kaya SDA (USA dan Jerman Barat)
Pola pengembangan pasar dalam negeri (inward looking strategy).
2.    Negara miskin SDA (Jepang, Singapore, Hongkong, Taiwan, Korea Selatan)
Pola pengembangan pasar luar negeri (outward looking strategy) mengundang perusahaan multinasional untuk mengembangkan suatu jenis industri di negara mereka (secara internaional perusahaan multinasional sudah dikenal maka hasil produksinya tidak mengalami kesulitan dalam pemasaran) mulai dapat mengekspor produk ke luar negeri dan berkembang pasar dalam negeri dimana penduduknya mulai menghargai mutu barang tersebut  berkembang perekonomian negara.







Pemasaran dan Promosi



A.     Abstrak

Kegiatan komunikasi pemasaran tidak akan lepas dari yang namanya kegiatan promosi. Di era yang serba modern ini banyak sekali media – media yang bisa digunakan untuk promosi.

Berbagai media  yang bisa digunakan diantaranya adalah out home media; promotional product marketing; product placement; in flight adversiting; miscellaneous media.

Media – media tersebut adalah media – media yang bisa digunakan untuk promosi. Namun yang menjadi permasalahannya adalah bagaimana cara mengefektifkanya.

Promosi adalah salah satu bentuk komunikasi pemasaran. Dimana komunikasi pemasaran adalah kegiatan pemasaran yang dimana cara mempengaruhi konsumen untuk membeli produk tersebut.d










B.       Daftar Isi

1.    Abstrak                                                                           2
2.    Daftar Isi                                                                         3
3.    Pendahuluan                                                                 4
4.    Pemasaran di era informasi                                        5
5.    Dukungan media                                                           7
a.    Out of home media                                                  7
b.   Promotional Product  Marketing                          9
c.    Infligt Adversiting                                                    11
d.   Miscelaneous Media                                                          12
6.    Publicity dan Corporate Adversiting                        12
a.    Publicity                                                                     12
b.   Direct Marketing                                                      14
c.    Personel selling                                                        16
7.    Kesimpulan dan Saran                                                          19
8.    Daftar Pustaka                                                               20
















C.        Pendahuluan

Kegiatan pemasaran selalu dijumpai dalam kehidupan sehari – hari. Salah satu dari kegiatan pemasaran yang di lakukan adalah promosi.

Selanjutnya sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan dan perubahan ekonomi dan kegiatan bisnis, orang – orang membutuhkan strategi untuk menarik dan mempertahankan konsumen dan pelanggan. Salah satu dari cara tersebut adalah komunikasi pemasaran.

Promosi dan komunikasi pemasaran adalah suatu kegiatan yang saling berkaitan. Dimana komunikasi pemasaran adalah kegiatan yang dilakukan dengan tujuan memberikan informasi secara mendetail dan menarik tentang sebuah produk. Serta promosi adalah salah satu bentuk dari kegiatan komunikasi pemasaran.


Kegiatan promosi dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah melalui dukungan media seperti media cetak, elektronik dsb. Selain itu dapat pula melalui media publicity dan corporate advertising


Banyak sekali perusahaan yang belum mengerti bagaimana dapat memaksimalkan kegiatan promosi dan komunikasi pemasaran ini, sehingga perusahaan tersebut menjadi lama berkembang.


Tetapi jika kedua kegiatan tersebut jika berhasil dikuasai dengan maksimal oleh perusahaan maka perusahaan tersebut dapat meraih pelanggan baru dan dapat mempertahankan pelanggan yang lama.


Pada kesempatan kali ini, tim penulis akan membahas tentang bagaimana cara memaksimalkan kegiatan komunikasi pemasaran dan kegiatan promosi ini.



D.     Pembahasan

1.  Pemasaran pada Era Informasi

Kondisi saat ini menempatkan kita ke dalam sebuah persimpangan di antara dua paradigma yang saling tarik menarik, yaitu era industri bisnis dan era informasi bisnis. Beberapa perbedaan tersebut adalah:

a.    Era Industri Bisnis
1.    Konsumen dengan jumlah yang sedikit, berkelompok, dan mudah dijangkau
2.    Produk diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pasar
3.    Organisasi bisnis memiliki ukuran yang besar dengan jumlah karyawan dalam hitungan ribuan
4.    Konsep bisnis tradisional sangat kuat, yaitu “menekan biaya (efisiensi) untuk memperoleh keuntungan yang besar”.

b.   Era Informasi Bisnis
1. Konsumen tersebar luas, namun tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba.
2. Produk diciptakan tidak saja untuk memenuhi kebutuhan, namun juga untuk memperoleh costumer satisfication.
3. Organisasi bisnis semakin kecil, namun kompleks, dengan kemampuan sumber daya manusia yang sangat tinggi.
4. Modal dikerahkan untuk mencapai suatu usaha untuk menempatkan perusahaan dalam posisi penting di pasar.

Pada saat ini, konsep era industri bisnis masih tetap memiliki peranan penting. Sedangkan konsep era informasi bisnis telah berkembang di negara maju.

Terdapat tujuh aspek dasar yang harus dicapai oleh suatu organisasi bisnis agar dapat bertahan pada era ini. Ke tujuh aspek itu adalah:
1.    Konsumen tepat sasaran
2.    Kualitas penciptaan produk
3.    Adanya diferentsiasi produk
4.    Positioning produk
5.    Kecepatand alam penetrasi pasar
6.    SDM berkualitas tinggi
7.    Kepemimpinan yang mampu beradaptasi.

Perusahaan yang mampu memiliki ketujuh aspek tersebut dapat digolongkan kepada perusahaan yang memiliki kemampuan untuk bertahan dalam era persaingan saat ini. Globalisasi juga mengisyaratkan setiap organisasi bisnis untuk tampil beda, dan mengubah pola pikir bisnis, strategi pendekatan terhadap konsumen dan strategi penguatan merek. Disinilah pemahaman baru akan marketing memegang peranan penting.

Pada era globalisasi, konsep marketing seharusnya diperluas pada tataran marketing yang menambah nilai dan menciptakan nilai. Maksudnya adalah dimana kegiatan pemasaran bukan hanyan sekadar suatu kegiatan pemasaran suatu produk saja melainkan juga bisa menambah dan menciptakan nilai tambah.

Oleh karena itu, sebelum mempelajari strategi komunikasi pemasaran, saudara perlu memahami definisi dari marketing yang diperluas. Value added – value creation marketing adalah merupakan suatu kelompok dari sejumlah rancangan aktifitas yang saling berhubungan saru sama lain. Selanjutnya yang dimaksud nilai tambah adalah seperti kepuasan konsumen.

Untuk mencapai kepuasan konsumen maka ada beberapa langkah yaitu:
1.    Identifikasi potensi dari target market
2.    Analisa kebutuhan
3.    Riset Potensial
4.    Menciptakan atau menentukan produk
5.    Distribusi, harga, dan promosi produk kepada konsumen
6.    Melakukan evaluasi terhadap kepuasan konsumen
7.    Melakukan inovasi – inovasi.







2.  Dukungan Media

Dukungan media selalu dihubungkan dengan peluang keberhasilan dalam dunia bisnis, biaya dan audience. Dukungan media digunakan untuk meraih orang – orang yang menjadi target market melalui media – media yang disampaikan. Media – media tersebut antara lain adalah out of home mdia, product placement dsb.

a.    Out of Home Media
Out of home media atau media pemasaran digital adalah suatu media untuk mempromosikan produk melalui media digital yang dapat menjangkau konsumen secara tepat waktu, pribadi, dan relevan. Beberapa medianya adalah outdoor advertising/promotion, in-store media dan additional out of home media .

Outdoor advertising/promotion sudah berkembang sejak 5000 tahun yang lalu, yang pertama kali berkembang di Mesir dan Eropa. Outdoor advertising/promotion tidak saja di gunakan untuk memperkenalkan produk, namun juga untuk menginformasikan sebuah kegiatan. Beberapa kelemahan dan kekuatanya adalah:
Kekuatan:
1.    Menguasai area pasar lokal
2.    Frekuensi; konsumen terekspos dalam beberapa kali.
3.    Fleksibilitas lokasi
4.    Kreatifitas
5.    Memiliki kemampuan membentuk awareness terhadap produk baru
6.    Efisiensi
7.    Efeksifitas
8.    Kemampuan produksi dapat di minimalisasi
Kelemahan:
1.    Penguasaan pasar yang sia – sia
2.    Keterbatasan kemapuan pesan
3.    Mudah dilupakan
4.    Biaya mahal
5.    Kesulitan untuk dilakukan pengukuran terhadap efektifitas media.
6.    Masalah image.


Additional out of home media, bentuk lain dari outdoor advertising yang merupakan alternatif terhadap kekurangan dan kelebihan outdoor advertising. Beberapa bentuk dari additional out of home media adalah:
1.    Aerial advertising. Bentuk ini contohnya seperti papan reklame yang sering kita temui di jalanan. Namun biayanya sangat mahal, tetapi punya daya tarik tersendiri.
2.    Mobile bilboard, kendaraan yang digunakan untuk menempatkan promo sebuah produk, nama perusahaan atau brand. Contohnya kita sering lihat ada mobil cimb niaga.

In-store media, sejumlah in-store media dapat kita ditemukan dalam keseharian kita di supermarket atau mall yang ada. Fasilitas yang biasa di gunakan adalah spanduk, banner, display dll.

Transit advertising, merupakan media yang digunakan untuk mengejar jutaan raihan yang dapat diekspos melalui kendaraan umum. Beberapa bentuknya adalah:
1.    Out side poster, media ini biasanya dilekatkan pada dua sisi dimana poster dapat dillihat dari dua arah. Contohnya itu dapat di lihat taksi, trolly, bus dll
2.    Inside cards, media ini biasanya diletakan pada posisi tempat duduk yang berjejer
3.    Station platform dan terminal poster, floor display, island showcase, electronic sign dll. Biasanya kita dapati pada jalur pejalan kaki diterminal, bandara, kereta api dsb



b.   Promotional Product  Marketing
Promotional Product  Marketing adalah media promosi yang diwujudkan dalam bentuk printing. Media ini memiliki kegunaan untuk dapat dijadikan dekorasi dari suatu interior. Media ini biasa kita temui seperti dalam bentuk gelas, asbak atau souvenir lainya. Media Ini diberikan sebagai bentuk kontribusi dari suatu penjualan produk atau sebagai kenang – kenangan sebuah acara pameran.




c.    Product Placement
Product Placement adalah segala bentuk komunikasi komersial audiovisual yang terdiri dari masuknya atau referensi suatu  produk, layanan atau merek dagang dalam fitur  sebuah program.

Bhatnagar, dkk. (2002) menyebutkan bahwa product placement unggul dalam mempersuasi pemirsa dalam hal brand recall, asosiasi merek, sikap terhadap pesan komersial dan merek. Tayangan iklan pada saat kita menonton televisi adalah salah satu bentuk dari product placement ini.

Menurut Balasubramanian (1994), penempatan produk  merupakan penggabungan antara iklan dan publisitas. Jadi dapat dikatakan merupakan produk penempatan mandaat campuran unik untuk sponsor. Pemasar akan membayar tampilan pesan sehinga isi dan format pesan dikontrol oleh pemasar, tetapi identitas pemasar disembunyikan. Baru demikian, pesan komersial yang ditampilkan dapt dipercaya oleh umum.

Babin dan carder (1996) menyebutkan ada tiga elemen penting yang harus diperhatikan yaitu:
1.    Penyisipan merek dilakukan dengan benar
2.    Usaha dari pemasar agar merek dapat dikenali konsumen
3.    Penempatan merek yang riil sehingga dapat terlihat.

Produk placement lebih efektif dari pada iklan dalam hal sosialisasi merek,sikap terhadap merek kecuali brand call. Pada Produk placement, brand recaal lebih tinggi dari pada iklan, tetapi hasilnya tidak jauh berbeda.

Asosiasi merek pada Produk placement lebih kuat daripada iklan serta sikap terhadap pesan komersial bentuk Produk placement lebih positif dari pada iklan. Hal yang sama juga terdapat pada sikap terhadap merek

Selain itu, terjadi juga belief perseverance karena sikap awal sama dengan sikap akhir dan intensi awal sama dengan intensi akhir.


d.   Infligt Adversiting
Infligt Adversiting adalah salah satu media iklan dimana media iklan dengan target konsumennya adalah calon konsumen maskapai penerbangan. Salah satu bentuknya dapat kita jumpai pada meja sandaran pasess boarding. Iklan ini biasanya mencakup program dari liburan yang disesuaikan dengan tujuan konsumen. Selain program liburan juga mencakup hotel, restoran, mall, dan tempat liburan lainya



e.    Miscelaneous Media
Miscelaneous Media adalah berbagai media yang digunakan untuk pemasaran. Contohnya melalui situs jejaring sosial, melalui situs – situs yang ada diinternet seperti tokobagus.com, berniaga.com.



3.  Publicity dan Corporate Advertising

a. Publicity
·        Pengertian
Publicity (publisitas) merupakan salah satu teknik yang sering digunakan dalam program public relations , mengapa? Karena akar dari Public Relations diawali oleh press agentry  dimana press agentry ini dalam kegiatannya merupakan publisitas. Press agentry merupakan salah satu teknik yang berkembang pada perang dunia kedua, saat itu Amerika m embutuhkan dukungan dari rakyatnya.

Dalam dunia usaha saat ini , peran publicity semakin penting karena mampu menjangkau opini public yang dapat mendukung produk / jasa serta membentuk suatu perceived quality dalam benak konsumen. Publicity selalu dihubungkan dengan usaha perusahaan untuk membuat suatu image , baik corporate image maupun brand atau product image .

Publicity sendiri merupakan bentuk pengembangan dari konsep berita , yaitu 5 W + 1 H, ( What, Why, Who, Where, When dan How), hanya daam pengemasannya saja yang berbeda. Jika dalam berita, 5W dijelaskan secara singkat maka dalam publicity dijelaskan secara mendetail.

Hal-hal apa saja yang dapat membedakan berita dengan publicity dapat kita liat pada bagan berikut :

Berita
Publicity
1. Fokus kepada siapa , kapan, dimana dan bagaimana.
1. Fokus kepada siapa bagaimana dan mengapa.
2. Hanya untuk memberikan infomasi.
2. Ada usaha untuk   melakukan persuasif dan motivatif.
3. Isi lebih singkat.
3. Lebih padat.
4. Bentuk penulisan dengan menggunakan metode piramida terbalik.
4. Bentuk penulisan adalah kebalikan dari penulisan  ilmiah.


·        Kekuatan dari Publicity.
   Mengapa Publicity dianggap memiliki kekuatan sebanding dengan advertising atau sales promotion, dan bentuk lain dari kegiatan public relations , Hal ini disebakan oleh :
1.    Publicity memiliki tingkat kredibilitas yang tinggi, karena konsumen dibantu untuk memberikan penalaran secara objektif.
2.    Publicity seringkali diikuti oleh pernyataan public yang mendukung pernyataan tentang keunggulan produk tersebut.
3.    Publicity mampu membuat ketertarikan konsumen akan produk yang ditawarkan.

Publicity, bagaimanapun juga memiliki kaitan yang erat dengan alat-alat promosi lain yang sudah berjalan sebelumnya.
Publicity merupakan penguat dari seluruh informasi yang disampaikan kepada konsumen melalui media promosi lainnya.

·        Model – Model Promosi

Publicity dapat dilakukan dengan berbagai cara , salah satunya ialah melalui Video News Release  yang ditampilkan melalui siaran televisi, namun apabila melihat dariwaktu pemakaian yang cukup lama , tidak tertutup perusahaan harus membayar dengan harga yang tinggi untuk iklan dalam bentuk ini. Selain lewat televisi perusahaan juga dapat melakukan Publicity di siaran radiodalam bentuk Sales Reports atau Talk show .  disini marketer diuji kepiawaiannya dalam menyusun suatu skenario yang berfunsi sebagai promosi terselubung atas suatu produk


b.  Direct Marketing

    Direct Marketing adalah bagian dari program komunikasi pemasaran. Pasar sekarang ini sangat sulit untuk dduga , secara psikis mereka memiliki kemungkinan untuk berubah sangat cepat, mereka sangat cepat belajar, sehingga membentuk sikap defensife yang kuat. Meskipun demikian ada cara yang dianggap cukup membantu untuk menyampaikan pesan kepada konsumen yaitu dengan Media Massa.
    
     Kehadiran media massa dalam memenuhi keinginan industri perlu diperoleh kesempatan untuk meraih target market sebesar-besarnyadan menjangkau target market sebesar-besarnya dan menjangkau target market yang tidak terjangkau melalui metode atau teknik marketing lainnya.

·        Pengertian

Belch dan Belch dalam bukunya advertising & Promotion memberikan definisi tentang dirrect marketing sebagai berikut :

“ Direcct  marketing  is a system  of  marketing  by  wich  organizations  communiacate  directly  with  the  target  consumer  to  generate  a  response  or  transactions.”  (2004:463)

    Definisi ini menggambarkan adanya suatu hubungan yang sangat dekat dengan target markt dan memungkinkan proses two ways communication terjadi. Dirrect marketing dapat mencapai tujuan tersebut didukung oleh faktor-faktor lain, yaitu :
1.    bahwa target market telah mengenal produk atau jasa sebelumnya melalui saluran media massa atau media promosi lainnya.
2.    bahwa target marketing yang dituju merupakan hasil penyaringan dari proses segmentasi yang selektif, sehingga target market yang dipilih adalah mereka yang memiliki kedekatan dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

3.    bahwa marketer atau komunikator telah mempersiapkan informasi yang lengkap sesuai dengan apa yang dibutukan dan kemungkinan jawaban atas serangkain informasi mengenai produk atau jasa yang ditawarkan (solusi).
4.    bahwa dirrect marketing juga merupakan sebuah proses yang memberikan kesempatan kepada target market untuk menilai dan mempertimbangkan dalam suatu proses pengambilan keputusan , hal ini memungkinkan proses komunikasi dilakukan berulang-ulang. Proses ini biasa disebut Follow Up Process

Follow Up Process adalah bentuk pendekatan dari direct marketing adalah melalui direct mailing atau telemarketing. Artinya adalah dengan penggunaan fasilitas teknologi tinggi dengan dua tipe target market, yaitu:
1.    Personal target
Biasanya berbentuk layanan informasi langsung kepada pemilik site atau email yang dituju kepada personal.
2.    Group target
Disuatu saat direct marketing juga dapat berkembang dari personal terget menjadi group target.

Berdasarkan prosesnya juga dibagi 2:
1.    Follow up setelah direct mailing process dilaksanakan. Yaitu berhubungan langsung kepada kontak person. Hubungan ini biasanya dilakukan melalui tatap muka atau telepon
1. Tatap Muka:
a. Kelebihan:
1. Konsumen lebih percaya
2. konsumen lebih persuasif
3. Dapat terjadi secara langsung

b. Kekurangan:
1. Butuh banyak waktu
2. Minat masih belum bisa ditebak
2. Telepon:
a. Dalam beberapa waktu orang dapat di hubungi
b. Hemat waktu
c. Biaya dapat ditekan

2.    Follow up setelah respon atas informasi yang disebar melalui media masa atau media lainya.

Berikut adalah perbandingan antara proses follow up sesudah dan setelah direct marketing.
1.    Follow up setelah direct marketing
a.    Kelebihan
1.    Dapat membangkitkan kebutuhan yang tersembunyi
2.    Mengingatkan kembali pesan yang sebelumnya
b.   Kekurangan
1. Dapat dikatakan berhasil bila data yang dimiliki merupakan susunan target.
2. Membutuhkan waktu lama.
2.    Follow up setelah respon dari media lain

Konsep ini sudah berkembang sejak abad XV dimana ditemukan mesin cetak. Konsep ini sangat berkembang melalui strategi multilevel seperti amway, CNI dll. Kegagalan konsep ini bisa terjadi bila perusahaan tidak memperhitungkan dan mempertimbangkan klasifikasi bisnis dan target market.


c.    Personel selling
Personel selling adalah improvisasi dari penjualan dengan menggunakan komunikasi a person to person communication. Personel selling ini sangan dominan dalam industri. Personel selling biasanya dilakukan oleh  sales dibawah naungan sales manager yang mempromosikan produk secara langsung kepada target market. Contoh ketika kita ingin memperkenalkan sebuah lembaga pendidikan yang cendrung mengajak konsumen untuk datang langsung ke tempat dimana pendidikan tersebut diadakan dan menunjukan fasilitas yang dimiliki, bahkan tidak jarang kita mengundang mereka datang saat proses belajar mengajar berlangsung.

Belch menyebutkan satu istilah dalam personnel selling yaitu dyadic communication, mereka menyebutnya “thus direct and interpersonal communication lets sender immediately receive and evaluate feedback from receiver. This communication process, known as dyadic communication allows for more spesifics tailoring of the message and more personel communication than do many of other media discussed (2004:599).

Pertanyaan pertama yang dibutuhkan oleh seorang manager yaitu pertanyaan ketika mempersiapkan program promosi yaitu tanggung jawab personel selling. Ada empat pertanyaan yang harus dijawab sebelum program Personel selling dijalankan:
1.    Informasi spesifik apa yang harus ditukar antara perusahaan dengan konsumen.
2.    Apakah ada alternatif lain untuk pencapaian informasi.
3.    Bagaimana efektifitas dari setiap alternatif tersebut dalam mencari pemuasan kebutuhan
4.    Berapa efektivitas biaya yang diperoleh dari masing – masing alternative tersebut.


Saran yang kami berikan dalam kegiatan personel selling:
1.    Melakukan pengalokasian prospek anggaran
2.    Menentukan kebutuhan dan keinginan konsumen yang harus dipuaskan
3.    Memberikan rekomendasi cara memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut.
4.    Demonstrasikan kelebihan perusahaan dan produk yang dijual
5.    Tutuplah kegiatan dengan memberikan penawaran
6.    Follow up kembali untuk memotivasi mereka melakukan tindakan yang kita inginkan.




Beberapa kendala yang akan dihadapi adalah:
1.    Pesan sering tidak konsisten berubah – berubah
2.    Kekuatan sales atau konflik manajemen menyebabkan kegiatan sales tidak berfungsi
3.    Biaya tinggi
4.    Jangkauan raihan yang rendah karena jumlah target market sangat besar, namun karena jaraknya terpisah jauh antara satu tempat dengan tempat yang lainya menyebabkan jumlah target market yang dijangkaunya informasinya lebih sedikit
5.    Masalah etika

































E.       Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan:

Jadi kesimpulanya adalah kegiatan pemasaran tidak akan lepas dari yang namanya kegiatan promosi. Promosi adalah kegiatan mendeskripsikan suatu produk kepada konsumen dengan tujuan mengenalkan produk kepada konsumen.

Kegiatan promosi dapat ditempuh dengan yang beberapa cara diantaranya melalui berbagai media. Seperti media cetak, elektronik dsb.

 Direct marketing , personel selling adalah salah satu bagian dalam komunikasi pemasaran. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dari komunikasi produsen dalam hal memperkenalkan produknya kepada konsumen. Dalam hal ini digunakan juga media – media seperti telepon atau bisa juga melalui tatap mukan langsung.

Saran:

     Saran dari kelompok kami adalah dalam hal kegiatan pemasaran terutama promosi dituntut yang namanya kreatifitas dan keefektivan dalam hal memanfaatkan berbagai media saluran yang bisa digunakan dalam kegaitan promosi.










F.       Daftar Pustaka

Shelmi. 2009. Product Placement . http://shelmi.wordpress.com/2009/07/18/product-placement-dan-iklan/. Di akses pada tanggal 17 Maret 2013.

        Soemanagara. Rd. 2008, Strategig Marketing Comunication: Konsep Strategis dan Terapan. Bandung: Alpabeta.