1. Indonesia
sebagai negara kepalauan
Negara Indonesia adalah
negara yang diapit oleh dua benua yaitu dari
benua asia dan benua australia dan dua samudra yaitu samudra hindia dan samudra
pasifik. Negara indonesia terbentang sepanjang 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BT - 141°45'BT.
Berdasarkan data yang
terdapat dalam wikipedia luas daratan Indonesia
adalah 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². sehingga tidak heran
jika indonesia disebut sebagai negara kepulauan atau maritim dengan panjang garispantai lebih dari 81.000 km
serta lebih dari 17.508 pulau dan luas laut sekitar 3,1 juta km2. Maka ‘tak
mengherankan jika indonesia memiliki potensi keanekaragaman biota laut yang
ada. Contohnya wilayah pesisir dan lautan Indonesia dikenal kekayaan dan
keanekaragaman hayati (biodiversity) laut terbesar di dunia denganmemiliki
ekosistem pesisir seperti mangrove, terumbu karang (coral reefs) dan padanglamun
(sea grass beds) (Dahuri et al. 1996).
2. Menghadapi
persoalan penduduk
Persoalan penduduk adalah
persoalan yang selalu di hadapi di negara berkembang. Maksudnya adalah laju
pertumbuhan yang tinggi dan tingkat kesehatan yang rendah adalah salah satu
contoh di negara berkembang.
Indonesia adalah negara
berkembang. Hal ini di buktikan, berdasarkan data statistik dari Badan Pusat
Statistik, laju pertumbuhan penduduk yang mencapai 1.49% pertahun. Dan saat ini
jumlah penduduk indonesia diperkirakan mencapai 240.000.000. Dimana setengah
dari jumlah tersebut bermukim di pulau jawa.
Berdasarkan uraian diatas
maka ‘tak heran masalah penduduk menjadi masalah besar dari negara Indonesia.
Pendataan terus dilakukan, dan program – progam transmigrasi dan KB serta
penundaan usia nikah adalah cara – cara yang gencar yang dilakukan oleh
pemerintah.
Tugas berat kini diemban oleh
pemerintah. Karena berdasarkan pernyataan dari Statistik Indonesia tentang
proyeksi laju pertumbuhan indonesia “asil proyeksi menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia selama dua
puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 205,1 juta pada
tahun 2000 menjadi 273,2 juta pada tahun 2025 (Tabel 3.1). Walaupun demikian,
pertumbuhan rata-rata per tahun penduduk Indonesia selama periode 2000-2025
menunjukkan kecenderungan terus menurun. Dalam dekade 1990-2000, penduduk
Indonesia bertambah dengan kecepatan 1,49 persen per tahun, kemudian antara
periode 2000-2005 dan 2020-2025 turun menjadi 1,34 persen dan 0,92 persen
per tahun. Turunnya laju pertumbuhan ini ditentukan oleh turunnya tingkat
kelahiran dan kematian, namun penurunan karena kelahiran lebih cepat daripada
penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun
dari sekitar 21 per 1000 penduduk pada awal proyeksi menjadi 15 per 1000
penduduk pada akhir periode proyeksi, sedangkan Crude Death Rate (CDR) tetap sebesar 7 per 1000 penduduk
dalam kurun waktu yang sama.
Salah satu ciri penduduk Indonesia adalah persebaran
antar pulau dan provinsi yang tidak merata. Sejak tahun 1930, sebagian
besar penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa, padahal luas pulau itu kurang
dari tujuh persen dari luas total wilayah daratan Indonesia. Namun secara
perlahan persentase penduduk Indonesia yang tinggal di Pulau Jawa terus menurun
dari sekitar 59,1 persen pada tahun 2000 menjadi 55,4 persen pada tahun 2025.
Sebaliknya persentase penduduk yang tinggal di pulau pulau lain meningkat
seperti, Pulau Sumatera naik dari 20,7 persen menjadi 22,7 persen,
Kalimantan naik dari 5,5 persen menjadi 6,5 persen pada periode yang
sama. Selain pertumbuhan alami di pulau-pulau tersebut memang lebih
tinggi dari pertumbuhan alami di Jawa, faktor arus perpindahan yang mulai
menyebar ke pulau-pulau tersebut juga menentukan distribusi penduduk.
3. Kaya
sumber daya alam
Indonesia sebagai negara kepulauan
terkenal dengan negara yang kaya akan sumber daya alam. Menurut data yang
bersumber pada wikipedia bahwa Tingginya tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan
dengan adanya 10% dari tanaman berbunga yang dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia,
12% dari mamalia, 16% dari
hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari
hewan laut. Di bidang agrikultur, Indonesia
juga terkenal atas kekayaan tanaman perkebunannya, seperti biji coklat, karet,kelapa sawit, cengkeh, dan bahkan kayu yang banyak diantaranya menempati urutan atas dari
segi produksinya di dunia.
Sumber daya
alam di Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya saja. Berbagai daerah
di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan tambang,
seperti petroleum,timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas, dan perak. Di samping itu, Indonesia juga memiliki tanah yang subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis
tanaman. Wilayah perairan yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang
sangat besar.
Tetapi
pemanfaatan yang kurang maksimal sehingga kekayaan alam yang luas tadi bisa di
manfaatkan oleh negara – negara luar yang menanamkan modalnya di indonesia
sebagai penanam modal dengan kontrak perjanjian yang tidak menguntungkan
seperti freeport dengan kasusnya yang terkenal.
4. Kekurangan
kapital
Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang luas dan potensi
yang cukup besar untuk modal seperti yang telah dijelaskan diatas, tetapi malah
ketergantungan Indonesia terhadap modal dari negara lain dalam bentuk pinjaman
sangat tinggi. Hal itu bisa dibuktikan ketika pada era ORBA dimana untuk
membangun negara pemerintah menggunakan dana dari luar negri dalam bentuk
pinjaman dan penanaman modal asing.
5. Sturuktur
ekonomi
Struktur ekonomi dapat diartikan sebagai komposisi peranan masing-masing
sektor dalam perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral
ke dalam sektor primer, sekunder dan tersier. Gambaran
kondisi struktur ekonomi Indonesia dapat dilihat melalui kontribusi setiap
sektor ekonomi terhadap pembentukan PDB. Struktur
ekonomi dikatakan berubah apabila kontribusi/pangsa PDB dari sektor ekonomi
yang mulanya dominan digantikan oleh sektor ekonomi lain.
Dalam analisis deskriptif ini, kita akan melihat bagaimana kondisi
struktur ekonomi Indonesia dari tahun 1983 sampai 2010. Untuk memudahkan
analisis, sektor-sektor dalam perekonomian akan dikelompokan menjadi 3 sektor yaitu sektor primer, sekunder dan
tersier. Sektor primer merupakan
gabungan dari sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dan sektor
pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder merupakan gabungan dari sektor
industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air dan sektor konstruksi.
Sedangkan sektor tersier merupakan gabungan dari sektor perdagangan, hotel,
restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, real estate dan
jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berlangsung secara berkesinambungan
pada periode sebelum krisis ekonomi (pertumbuhan tidak pernah berada di bawah
6,40 persen) dan semakin meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat secara
agregat, ternyata memberi kemajuan yang cukup berarti terhadap perubahan
struktur ekonomi Indonesia. Perubahan struktur ekonomi ini terlihat dari
perubahan komposisi sektor ekonomi atas kontribusinya terhadap PDB dalam jangka
waktu tahun 1983-2010.
Dilihat dari lapangan usaha utama, kontribusi sektor primer
terhadap PDB pada tahun 1983 adalah sebesar 43,64 persen dan pada tahun 2010
tinggal 26,49 persen. Sementara itu, kontribusi sektor sekunder yang semula
hanya sebesar 19,08 persen pada tahun 1983 menjadi sekitar 35,89 persen pada
tahun 2010. Sedangkan sektor tersier mengalami perubahan yang relatif konstan,
kontribusi sektor ini terhadap PDB pada tahun 1983 sebesar 37,29 persen dan
pada tahun 2010 sebesar 37,62 persen, tidak jauh berbeda dengan tahun 1983. Hal
ini menunjukkan telah terjadi transformasi perekonomian atau perubahan struktur
ekonomi Indonesia yang ditandai dengan semakin menurunnya peran sektor
primer dalam sumbangannya terhadap PDB dan semakin meningkatnya peran
sektor nonprimer.
Terlihat bahwa telah terjadi perubahan pada struktur ekonomi Indonesia.
Hal ini terlihat dari semakin menurunnya pangsa sektor primer dan semakin
meningkatnya pangsa sektor nonprimer terhadap PDB dari periode 1983-2010. Perkembangan
kontribusi sektor ekonomi terhadap PDB pada periode sebelum krisis ekonomi
(1983-1996) menunjukkan bahwa dominasi produk yang dihasilkan perekonomian
Indonesia mulai bergeser dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier.
Pada tahun 1983 pangsa sektor primer masih cukup tinggi dibandingkan
sektor lainnya, yaitu sebesar 43,64 persen, sedangkan sektor sekunder sebesar
19,08 persen dan sektor tersier sebesar 37,29 persen. Pangsa sektor primer
terhadap PDB kemudian berangsur-angsur turun hingga hanya sebesar 25,33 persen
pada tahun 1996, sedangkan sektor sekunder justru terus mengalami peningkatan.
Pangsa sektor sekunder terhadap PDB pada tahun 1996 menjadi 34,80 persen,
meningkat 15,72 persen dari tahun 1983. Sektor tersier mengalami perkembangan yang
relatif konstan selama periode 1983-1996. Selama periode tersebut tercatat
pangsa sektor tersier terhadap PDB berkisar pada angka 37,29 persen sampai
42,44 persen.
Pada periode terjadinya krisis ekonomi (tahun 1997-1999) struktur
perekonomian Indonesia relatif tidak mengalami perubahan yang berarti, kecuali
sektor pertanian. Pada tahun 1997, sektor primer memiliki pangsa sebesar 24,94
persen terhadap PDB dan meningkat cukup besar pada tahun 1998 menjadi 30,67
persen dan kemudian turun kembali menjadi 29,61 persen pada tahun 1999. Pangsa
sektor sekunder terhadap PDB pada periode tersebut tidak mengalami perubahan
yang berarti, pangsa sektor ini sebesar 35,48 persen pada tahun 1997, 32,64
persen pada tahun 1998 dan meningkat menjadi 33,36 persen pada tahun 1999.
Sedangkan sektor tersier memiliki pangsa terhadap PDB berkisar antara 36,69
persen sampai 39,58 persen selama periode krisis ekonomi ini.
Setelah melewati krisis ekonomi, perubahan struktur Indonesia terlihat
dari semakin menurunnya pangsa sektor primer dari tahun 2000 sampai 2004.
Pangsa sektor primer terus mengalami penurunan dari 27,67 persen pada tahun
2000 menjadi 23,28 persen pada tahun 2004. Pada periode yang sama, pangsa
sektor sekunder terhadap PDB justru cenderung mengalami peningkatan dari 33,86
persen pada tahun 2000 menjadi 35,69 persen pada tahun 2004, walaupun pada
tahun 2003 sempat mengalami penurunan sebesar 0,2 persen dibandingkan tahun
sebelumnya. Pangsa sektor tersier pada tahun 2000-2004 tidak mengalami
perubahan yang cukup berarti, pada tahun 2000-2001 pangsa sektor ini mengalami
penurunan, namun pada tahun 2002-2003 mengalami kenaikan. Pada tahun 2003
pangsa sektor tersier adalah sebesar 41,07 persen, meningkat 1,1 persen
dibandingkan tahun sebelumnya dan turun 0,03 persen pada tahun 2004.
Selama tahun 2005-2010, sektor yang terlihat cenderung meningkat
pangsanya terhadap PDB adalah sektor primer. Pangsa sektor primer pada tahun
2010 adalah sebesar 26,49 persen, meningkat jika dibandingkan tahun 2005 yang
memiliki pangsa sebesar 24,27 persen saat itu. Pada tahun 2008-2010 sektor
sekunder dan tersier terlihat memiliki pangsa yang relatif mirip terhadap PDB
yaitu berkisar antara 35,89 persen sampai 37,62 persen. Namun, secara umum
pangsa sektor primer masih tetap berada di bawah pangsa sektor sekunder dan
tersier.
Jika kita lihat dari hasil analisis deskriptif di atas, maka dapat
ditarik sebuah kesimpulan bahwatelah terjadi perubahan struktur ekonomi di
Indonesia selama tahun 1983-2010. Sejak tahun 1985, peran sektor primer telah
digeser oleh sektor tersier, kemudian pada tahun 1993 sektor primer kembali
digeser oleh sektor sekunder. Pada tahun 2009 sektor sekunder merupakan sektor
yang memiliki peran paling besar terhadap PDB, namun pada tahun 2010 kembali
digeser oleh sektor tersier. Sampai tahun 2010 peran sektor primer masih berada
di bawah sektor tersier dan sekunder. Hal ini menunjukan bahwa proses
transformasi struktur ekonomi Indonesia telah menuju ke arah industrialisasi,
dimana peran sektor primer mulai digantikan oleh peran sektor lainnya, terutama
sektor sekunder yang mengalami peningkatan kontribusi cukup besar dan
signifikan hampir di tiap tahun dibanding sektor lainnya.
6. Industrialisasi
lamban
Salah satu ciri dari negara berkembang
adalah industrialisasi yang masih lamban. Kita tahu bahwa indonesia tergolong
ke dalam negara berkembang. Hal ini dibuktikan dengan sistem perekonomian yang
masih mengandalkan sektor pertanian sebagai mata pencaharian utama dari
penduduknya.
7. Sistem
ekonomi campuran
Sistem ekonomi campuran adalah sistem
ekonomi yang mengambil kebaikan dari sistem ekonomi liberal dan sosialis. Meski
dalam praktiknya tidak 100% melakukanya melainkan cendrung ke arah liberalis
atau kapitalis.
8. Adanya
dualisme ekonomi
Dualisme ini maksudnya adalah adanya dua
kepentingan yang sama kuat. Contohnya adalah dualsme teknologi, dualisme
kepentingan dsb.
9. Perekonomian
di kuasai oleh unit – unit usaha besar
Perekonomian yang masih dikuasai oleh unit – unit
besar maksudnya adalah sektor pendapatan indonesia masih di kuasai oleh sektor
– sektor industri besar, seperti rokok.
Tetapi hal itu akan menjadi ancaman jika
sektor besar tadi anjlok karena keberadaan usaha – usaha diindonesia cendrung
lebih besar UKM di bandingkan Industri besar.
Daftar
Pustaka